Sabtu, 17 Oktober 2020

Berupaya Menjadi Hamba Allah yang Selalu Bersyukur



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 Berupaya Menjadi Hamba Allah yang Selalu Bersyukur

Sungguh betapa banyak nikmat Allah kepada kita. Dari mulai terlahir ke dunia hingga sekarang, nikmat Allah tidak pernah berhenti mengalir kepada kita.

Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, nikmat Allah selalu tercurah. Bahkan, ketika tidur pun nikmat itu tetap ada. Setiap detik yang kita lalui, nikmat Allah tidak pernah putus menghampiri kita.
Karena saking banyaknya, mustahil kita mampu menghitungnya.

Kewajiban kita sekarang hanya satu, yaitu mensyukurinya. Dengan bersyukur, hidup kita akan semakin bahagia dan beruntung. Sebaliknya, dengan mengkufuri nikmat, hidup kita akan semakin sengsara dan penuh dengan kesulitan.

Nikmat Allah ta’ala yang dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya itu sangat banyak, sehingga tidak ada seorang pun yang mampu menghitungnya, sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَإِنْ تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا

“Apabila kamu menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan bisa menghitungnya”.
(QS. An Nahl : 18)

Makna Bersyukur
Bersyukur artinya seseorang memuji Allah ta’ala yang telah memberikan berbagai kenikmatan kepadanya. Baik berupa kenikmatan jasmani seperti harta benda, kesehatan, keamanan, anak, istri dan lain sebagainya. Atau yang berupa kenikmatan rohani seperti iman, islam, petunjuk, ilmu yang bermanfaat, pemahaman yang lurus dan benar dalam beragama, selamat dari segala penyimpangan dan kesesatan, rasa senang, lapang dada, hati yang  tenang dan lain sebagainya.

Wallahu a'lam  bish showab

Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.
Aamiin

Demikian yang dapat kami sampaikan.
Semoga bermanfaat.

Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.
Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :
"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."
[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]

Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.
 

Masuk Keluar WC / Kamar Mandi



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Masuk Keluar WC / Kamar Mandi

Bila saat masuk WC kita berdoa memohon perlindungan Allah ta’ala:

‎اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari setan laki-laki dan setan perempuan..."
(HR al-Bukhari: 142, Muslim: 375, at-Tirmidzi: 606, Ibnu Majah: 297)

Maka tatkala keluar wc jangan luput untuk meminta ampunan padaNya:

‎" غُفْرَانَكَ "

"Ghufranaka"
(Aku memohon ampunan-Mu)
(Shahih, HR Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Shahih al-Jami' Ash-Shaghir: 4707 dan Irwaul Ghalil: 52 Al-Albani)

Meminta ampun dengan penyebutan "ghufranaka" memiliki dua makna:

1. Memohon ampunan sebab meninggalkan dzikir kepada Allah saat berada di kamar mandi/wc.
2. Memohon ampunan ketika merasa lemah dalam bersyukur kepada Allah atas limpahan nikmat dan kemudahan dalam memperoleh makanan.
Serta mendapat manfaat dari segala yang dimakan dan keluarnya sisa-sisa pengolahan makanan dengan mudah.

(Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abu Dawud)

Dan keduanya, bacaan doa masuk dan keluar wc diucapkan ketika sedang/sudah berada di luar.

Wallahu a'lam  bish showab

Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.
Aamiin

Demikian yang dapat kami sampaikan.
Semoga bermanfaat.

Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.
Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :
"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."
[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]

Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.
 

DIAM ADALAH JAWABAN BAGI ORANG YANG BODOH

 DIAM ADALAH JAWABAN BAGI ORANG YANG BODOH

Sekarang ini kita berada pada fase Akhir Zaman, di mana Islam di pojokan, di kotak-kotak, di tindas, di fitnah. Bahkan Pengemban dakwahnya di persekusi, di intimidasi, di musuhi.

Sungguh zaman sekarang sangat menyedihkan, antar umat Islam di adu domba, bahkan kelompok munafikun terang2an menampakan diri mereka.

Oleh karena itu ketika kita menyampaikan Islam Kaffah, jangan ragu2 lagi. Kita harus punya prinsip yang kuat. Jangan hiraukan orang2 bodoh menyerang kita. Biarkan saja mereka mencari cari kesalahan yang ada.

 Di zaman yang serba semrawut seperti sekarang ini, kita harus lebih banyak diam.  hindarkan perdebatan yang tidak ada manfaatnya. Bahkan dakwah di dunia Medsospun sering terjadi masalah hanya gara2 tidak di iringi adab yang baik.

Pelaku cenderung emosi, bahkan tidak menutup kemungkinan ini bagian dari operasi intelejen.

Oleh karena itu, sampaikan Islam secara baik dan tinggalkan perdebatan. Jangan dilayani orang2 bodoh yang sombong dan tidak tahu diri. Sampaikan saja dakwah Islam secara Kaffah, biarkan saja orang menilai.

Boleh jadi kita dapat pahala kesabaran lewat caci makian orang2 bodoh, dan jangan turuti keinginan mereka.

 Tips dari Imam Syafi'i dalam menghadapi orang2 bodoh.

Meskipun Imam Syafi’i dikenal sebagai ahli debat, namun beliau tidak mau apabila harus berdebat dengan orang-orang bodoh.

Beliau berkata:

إذا نطق السفيه فلا تجبه فخير من إجابته السكوت

Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap terbaik adalah diam (tidak menanggapi).

فإن كلمته فرجت عنه وإن خليته كمدا يموت

Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan apabila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.

Beliau berkata:

ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺳﻜﺖ ﻭﻗﺪ ﺧﻮﺻﻤﺖ؟ ﻗﻠﺖ لهم إﻥ ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ ﻟﺒﺎﺏ ﺍﻟﺸﺮ ﻣﻔﺘﺎﺡ

Mereka bertanya, bila ditantang musuh, apakah engkau diam? Jawabku kepada mereka: Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.

وﺍﻟﺼﻤﺖ ﻋﻦ ﺟﺎﻫﻞ ﺃَﻭ ﺃﺣﻤﻖ ﺷﺮفا وﻓﻴﻪ ﺃَﻳﻀﺎ ﻟﺼﻮﻥ ﺍﻟﻌﺮﺽ إصلاﺡ

Sikap diam terhadap orang bodoh atau orang dungu adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan.

أما ترى الأسد تخشى وهي صامتة؟ وﺍﻟﻜﻠﺐ يخسى ﻟﻌﻤﺮﻯ ﻭﻫﻮ ﻧﺒﺎﺡ

Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong.

(Sumber: Diwan Imam Syafi’i)

Hakekat Zuhud

 ONE  DAY  ONE  HADITS
Ahad, 20 September 2020 / 3 Safar 1442

Hakekat Zuhud

عَنْ أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ .
[حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]

Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata : Seseorang mendatangi Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau berkata : Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku, maka beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia.
(Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan) .

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

1. Menuntut kecukupan terhadap dunia adalah perkara wajib, sedang zuhud adalah tidak adanya keter-gantungan dan terpusatnya perhatian terhadapnya .
2. Bersikap qanaah terhadap rizki yang halal dan ridho terhadapnya serta bersikap ‘iffah dari perbuatan haram dan hati-hati terhadap syubhat.
3. Jiwa yang merasa cukup dan iffah serta berkorban dengan harta dan jiwa di jalan Allah merupakan hakekat zuhud.

Tema hadits yang berkaitan dengan al-qur'an

1. Zuhud. Allah Subhanahu wa Ta'ala, menceritakan hinanya duniawi dan kefanaannya serta kesudahannya yang akan lenyap, dan bahwa dunia itu tidak kekal, dan bahwa kehidupan dunia itu tiada lain hanyalah senda gurau dan main-main. Yaitu kehidupan yang abadi lagi sebenarnya yang tiada kefanaan serta tiada penghabisannya, bahkan kehidupan akhirat terus berlangsung untuk selama-lamanya

وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan,
kalau mereka mengetahui. [al-ankabut : 64]

2. Menghindari penyakit hasad (dengki). Bagaimanapun rasa hasad tidak boleh dibiarkan tetap ada. Karena bisa jadi ketika iman kita sedang lemah, maka setan akan berupaya agar kita berbuat jahat disebabkan rasa hasad tersebut.

بَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ya Tuhan kami. beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (Al-Hasyr: 10)

Takutnya Para Sahabat akan Nifaq

 ONE  DAY  ONE  HADITS
Rabu, 23 September 2020 / 6 Safar 1442

Takutnya Para Sahabat akan Nifaq

عن أبي رِبعِي حنظلة بنِ الربيعِ الأُسَيِّدِيِّ الكاتب أحدِ كتّاب رَسُول الله صلى الله عليه وسلم، قَالَ: لَقِيَنِي أَبُو بَكر رضي الله عنه فَقَالَ: كَيْفَ أنْتَ يَا حنْظَلَةُ؟ قُلْتُ: نَافَقَ حَنْظَلَةُ! قَالَ: سُبْحَانَ الله مَا تَقُولُ؟! قُلْتُ: نَكُونُ عِنْدَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم يُذَكِّرُنَا بالجَنَّةِ وَالنَّارِ كأنَّا رَأيَ عَيْنٍ فإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم عَافَسْنَا الأَزْواجَ وَالأَوْلاَدَ وَالضَّيْعَاتِ نَسينَا كَثِيرًا، قَالَ أَبُو بكر رضي الله عنه: فَوَالله إنَّا لَنَلْقَى مِثْلَ هَذَا، فانْطَلَقْتُ أَنَا وأبُو بَكْر حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى رَسُول الله صلى الله عليه وسلم. فقُلْتُ: نَافَقَ حَنْظَلَةُ يَا رَسُول اللهِ! فَقَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((وَمَا ذَاكَ؟)) قُلْتُ: يَا رَسُول اللهِ، نَكُونُ عِنْدَكَ تُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ والجَنَّةِ كأنَّا رَأيَ العَيْن فإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ عَافَسْنَا الأَزْواجَ وَالأَوْلاَدَ وَالضَّيْعَاتِ نَسينَا كَثِيرًا. فَقَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((وَالَّذِي نَفْسي بِيَدِهِ، لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونونَ عِنْدِي، وَفي الذِّكْر، لصَافَحَتْكُمُ الملائِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفي طُرُقِكُمْ، وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وسَاعَةً)) ثَلاَثَ مَرَات. رواه مسلم.

Dari Abu Rib'i yaitu Hanzhalah bin Arrabi' al-Usayyidi al-Katib, salah seorang diantara jurutulisnya Rasulullah s.a.w..katanya: "Abu Bakar bertemu denganku, lalu ia berkata: Bagaimanakah keadaanmu hai Hanzhalah." Saya menjawab: "Hanzhalah takut pada dirinya sendiri kalau sampai menjadi seorang munafik." Abu Bakar berkata lagi: "Subhanallah - sebagai tanda keheranan, apakah yang kau ucapkan itu?" Saya menjawab: "Semula kita berada di sisi Rasulullah s.a.w. Beliau mengingat-ingatkan kepada kita perihal syurga dan neraka, seolah-olah keduanya itu benar-benar dapat dilihat-tampak di mata. Tetapi setelah kita keluar dari sisi Rasulullah s.a.w., kita masih juga bermain-main dengan isteri-isteri, anak-anak dan mengurus berbagai harta - untuk kehidupan kita di dunia ini, sehingga dengan demikian, banyak yang kita lupakan - tentang hal syurga dan neraka tadi." Abu Bakar lalu berkata: "Demi Allah, sesungguhnya kami sendiripun pernah mengalami seperti yang kau alami itu." Selanjutnya saya dan Abu Bakar berangkat bersama sampai masuk ke tempat Rasulullah s.a.w. lalu saya berkata: "Hanzhalah takut pada dirinya sendiri kalau sampai menjadi seorang munafik, ya Rasulullah." Rasulullah s.a.w. lalu bertanya: "Mengapa demikian?" Saya menjawab: "Ya Rasulullah kita semula ada di sisi Tuan dan Tuan mengingat-ingatkan kepada kita perihal neraka dan syurga seolah-olah keduanya itu dapat dilihat oleh mata. Tetapi setelah kita keluar dari sisi Tuan, kitapun masih juga bermain-main dengan isteri-isteri, anak-anak serta mengurus pula berbagai harta, sehingga karena itu, banyak yang kita lupakan tentang keduanya tadi." Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada didalam genggaman kekuasaanNya, jikalau engkau semua tetap sebagaimana hal keadaanmu di sisiku dan juga senantiasa berzikir - ingat kepada Allah, niscayalah malaikat-malaikat itu menjabat tanganmu semua, baik ketika engkau ada di hamparanmu - sedang tidur, juga ketika ada di jalananmu - sedang berjalan-jalan. Tetapi, hai Hanzhalah, sesaat dan sesaat - maksudnya sesaat untuk melakukan peribadatan kepada Allah dan sesaat lagi untuk mengurus segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya, mencari sandang pangan dan lain-lain." Ini disabdakan beliau s.a.w. tiga kali. (Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist

1- Para sahabat -radhiyallaahu ‘anhum- termasuk orang-orang yang kuat imannya namun mereka paling takut terhadap timbulnya nifaq. Al-Imam Al-Bukhaariy berkata, Ibnu Abi Mulaikah berkata, “Aku menjumpai 30 sahabat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, semuanya takut akan nifaaq atas diri mereka. Tiada seorangpun dari mereka mengatakan, “Sesungguhnya ia berada pada iman Jibril dan Mika’il,” dan disebutkan dari Al-Hasan, “Tidaklah takut kepada nifaq melainkan ia seorang mu’min dan tidaklah ia merasa aman darinya melainkan ia seorang munaafiq.”
2- Tamaknya para sahabat -radhiyallaahu ‘anhum- atas perkara-perkara yang dapat meningkatkan keimanan mereka dari segala hal yang dapat menguranginya pada perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan. Dan yang demikian telah dibuktikan pada pengaduan Hanzhalah atas apa yang ia duga menjadi sebab-sebab berkurangnya iman dan timbulnya sifat nifaq, dan kesepakatan Abu Bakr yang ia pun mengadukannya pula. Kemudian keduanya pun bertanya kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam mengenai masalah tersebut dengan mengajukan bukti-bukti atas apa yang keduanya permasalahkan.
3- Sabda Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, “Apa yang kau maksud?” setelah perkataan sahabat, “Munafik-lah Hanzhalah!” menunjukkan pentingnya penundaan (dari prasangka) dan tatsabut (yaitu memastikan segala sesuatunya), dan sebagai persiapan penanya untuk menerima syarah (penjelasan) dari apa yang ia persoalkan.
4- Sabda Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, “sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu,” sebanyak tiga kali, adalah penekanan atas kekhusyu’an berdzikir dan rutinnya seseorang melakukan yang demikian walau hanya sedikit. Karena amalan yang dicintai Allah Ta’ala adalah amalan yang rutin dan berkesinambungan walau sedikit. Dalam riwayat dari ‘Aaisyah -radhiyallaahu ‘anha-, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنْ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ

“Wahai sekalian manusia, beramallah sesuai dengan kesanggupan kalian karena sesungguhnya Allah tidak akan bosan hingga kalian sendiri yang merasa bosan, dan sesungguhnya amalan-amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang rutin dilakukan walaupun sedikit.”
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 5862]
5- Didalam kisah terkandung pelajaran bahwa bukanlah termasuk sifat nifaq dan bukanlah pertanda kurangnya iman seseorang, bila seorang mu’min mengenakan dua perkara dalam hidupnya, perkara akhirat dan perkara dunia. Termasuk perkara akhirat adalah hidup zuhud, berdzikir dan merenungkan surga dan neraka, kemudian perkara dunia adalah berbaur dengan keluarganya, dengan harta-hartanya, dan tidaklah melazimi hal-hal yang demikian dari suatu kejadian yang terdapat kelalaian dan kealpaan.
6- Sesungguhnya tidaklah seorang mu’min itu terus menerus melazimi perkara zuhud dan khusyu’ ketika berbaurnya ia dengan keluarga dan hartanya, dimana Hanzhalah berkata, “Akan tetapi ketika kami beranjak dari sisimu, kami kembali tersibukkan dengan istri-istri dan anak-anak kami, kami kembali melakukan perbuatan-perbuatan yang sia-sia dan kami banyak lalai,” dan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak membantahnya.
7- Bahwasanya seorang muslim dituntut untuk menunaikan hak-hak yang wajib ditunaikan bagi dirinya dari harta yang ia dapatkan dengan menginfakkan untuk dirinya dan orang-orang yang tertimpa kesusahan, dan agar ia memelihara hubungan dengan istri dan anak-anaknya, dengan kawan-kawan dan juga terhadap para tamunya, dan janganlah menghadirkan perkara yang demikian dengan kebersinambungan ibadah-ibadah sunnah sehingga menjadi alasan terputusnya kebersinambungan tersebut karena tersibukkan dengan perkara-perkara dunia.
8- Bolehnya seorang muslim meninggalkan dzikir, perenungan surga dan neraka pada sebagian waktunya karena ia tersibukkan dengan perkara dunia yang mana ia mencari nafkah untuk menghidupi diri dan keluarganya. Namun hal ini tidak berlaku pada ibadah-ibadah fardhu yang telah dibebankan dan diwajibkan atas diri setiap muslim yang telah mukallaf baik ia tersibukkan dengan perkara dunia atau tidak.
9-  Dianjurkannya seorang muslim untuk berkonsultasi ataupun bertanya kepada ahli ilmu dan ulama jika ada permasalahan yang menimpa dirinya yang mana ia tidak bisa mencari sendiri jalan keluarnya. Dibuktikan ketika Hanzhalah menghakimi atas dirinya bahwa menurutnya ia telah menjadi seorang munafik karena banyak lalai yang kemudian disepakati oleh Abu Bakr Ash-Shiddiiq, namun kemudian keduanya pergi untuk menanyakan kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam serta mencari penyelesaiannya

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran

1- Hal ini juga sebagai bentuk pelaksanaan dari Al-Qur’an untuk mengembalikan setiap permasalahan kepada Allah dan RasulNya. Allah Subhanahu wa Ta’ala

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا

“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [QS An-Nisaa’ : 59]

2- Diantara sifat-sifat yang dapat meningkatkan keimanan pada diri seorang mu’min adalah rasa takut akan timbulnya sifat nifaq, Al-Muraqabah (senantiasa merasa diawasi Allah), rutin berdzikir dengan dzikir yang disyari’atkan oleh Allah dan RasulNya, merenungi dan meresapi perkara-perkara akhirat, juga sikap zuhud. Sementara seorang mu’min pun tidak boleh lalai akan perkara-perkara dunia yang mana ia pun memiliki tanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya, maupun dengan kawan-kawan sejawatnya. Maka senantiasa dalam diri seorang mu’min terdapat sikap wasath (pertengahan) dalam melaksanakan kedua perkara ini. Ia tidak ghuluw dalam zuhud dan perkara akhirat, sementara ia pun tidak juga ghuluw dalam perkara dunia yang dapat menimbulkan sifat nifaq dan kefasikan.

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq.” [QS At-Taubah : 24].

Cara Berbakti pada Orang Tua yang Telah Meninggal Dunia

 Cara Berbakti pada Orang Tua yang Telah Meninggal Dunia

عن أبي عسيد مالك بن ربيعة السعدى رضي الله عنه قال، بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ « نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا ».

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata,“Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin kecuali oleh keduanya dan memuliakan teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud no. 5142 dan Ibnu Majah no. 3664. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, juga disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Salah satu diantara rahmat yang Allah berikan kepada orang yang beriman adalah mereka bisa saling memberikan kebaikan, sekalipun harus berpisah di kehidupan dunia. Karena ikatan iman, Allah abadikan sekalipun mereka sudah meninggal.
2- Setelah orang tua meninggal, ada banyak cara bagi si anak untuk tetap bisa berbakti kepada orang tuanya.
3- Mereka tetap bisa memberikan kebaikan bagi orang tuanya yang telah meninggal, berupa aliran pahala. Dengan syarat, selama mereka memiliki ikatan iman.
4- Ada enam hal yang bisa kita simpulkan bagaimana bentuk berbakti dengan orang tua ketika mereka berdua atau salah satunya telah meninggal dunia:
a- Mendo’akan kedua orang tua.
b- Banyak meminta ampunan pada Allah untuk kedua orang tua.
c- Memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia.
d- Menjalin hubungan silaturahim dengan keluarga dekat keduanya yang pernah terjalin.
e- Memuliakan teman dekat keduanya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Di dalam Al-Qur'an sering sekali disebutkan secara bergandengan antara perintah menyembah Allah semata dan berbakti kepada kedua orang tua.

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (Al-Isra: 23)

2- Ikatan iman ini tetap Allah abadikan hingga hari kiamat. Karena ikatan iman ini, Allah kumpulkan kembali mereka bersama keluarganya di hari kiamat.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ

“Orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.” (QS. At-Thur: 21).

3- Diantara doa yang Allah perintahkan dalam Al-Quran adalah doa memohonkan ampunan untuk kedua orang tua kita,

وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Berdoalah, Ya Allah, berilah rahmat kepada mereka (kedua orang tua), sebagaimana mereka merawatku ketika kecil.” (QS. Al-Isra: 24)

DOA MEMINTA PENJAGAAN DARI ALLAH

DOA MEMINTA PENJAGAAN DARI ALLAH

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اَللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

Allaahumma innii as-alukal 'afwa wal 'aafiyata fid-dunyaa wal aakhirah, allaahumma innii as-alukal 'afwa wal 'aafiyata fii dinii, wa dunyaaya, wa ahlii, wa maalii, allaahummas-tur 'auraatii, wa aamin rau'aatii, allaahummah-fazhnii min baini yadayya, wa min khalfii, wa 'an yamiinii, wa 'an syimaalii, wa min fauqii, wa a'uudzu bi'azhamatika an ugh-taala min tahtii.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf (ampunan) dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf (ampunan) dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta bendaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (yakni aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).”

(HR Abu Daud no.5074, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud)

Semoga bermanfaat

KEBERKAHAN HIDUP

 DIA AWALI DENGAN BASMALLAH                                    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

DI AKHIRI DENGAN HAMDALLAH

 

HASILNYA DI SYUKURI

KEUTAMAAN BERBAIK SANGKA KEPADA SAUDARA MUSLIM

KEUTAMAAN BERBAIK SANGKA KEPADA SAUDARA MUSLIM

Imam asy-Syafi'i rahimahullah berkata,

من أحب أن يقضى له بالحسنى، فليحسن الظن بالناس

"Barang siapa yang ingin kehidupannya ditutup dengan kebaikan (meraih husnul khatimah), hendaklah ia berbaik sangka kepada manusia."

📕 At-Thabaqat al-Kubro, I/43 melalui Min Mawa'izh wa Aqwali ash-Shalihin hlm. 127

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَاۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰ نَ ۖ وَاِ نْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ
"Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui."
(QS. Yusuf 12: Ayat 3)


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰۤى اٰدَمَ وَنُوْحًا وَّاٰلَ اِبْرٰهِيْمَ وَاٰ لَ عِمْرٰنَ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ ۙ 
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing),"
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 33)


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّمَا تُوْعَدُوْنَ لَوَا قِعٌ ۗ 
"Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti terjadi."
(QS. Al-Mursalat 77: Ayat 7)

QS. Al-A'raf 7: Ayat 26

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَا سًا يُّوَا رِيْ سَوْاٰ تِكُمْ وَرِيْشًا ۗ وَلِبَا سُ التَّقْوٰى ۙ ذٰلِكَ خَيْرٌ ۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
"Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 26)

DUA PERKARA YANG MEMBAHAYAKAN

 DUA PERKARA YANG MEMBAHAYAKAN


إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ

Di waktu kalian menerima berita bohong dari mulut ke mulut dan kalian berkata dengan tanpa ilmu dan kalian menganggapnya suatu yang ringan. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.

Assyaikh Assidy Rahimahullah:
"Dua perkara yang berbahaya, berbicara diatas kebatilan dan berkata tanpa ilmu."


والأمران محظوران، التكلم بالباطل، والقول بلا علم،

—————
📚 Tafsir Assidy Annur 15 || ©fawaidsolo
https://t.me/thalabul_ilmi/1333

☆☆☆☆☆☆☆☆

𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯
𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘈𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥

𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣

𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝 𝚂𝚒𝚕𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛𝚕𝚞𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗.

بارك الله فيكم

Senantiasa Merasa Miskin Dan Kurang Harta

 Yaumul Arbi'aa' (يوم الأربعاء)
Hari Rabu27 Safar 1442 September / 14 Oktober 2020

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 Senantiasa Merasa Miskin Dan Kurang Harta

Ketahuilah bahwa semua rezeki itu dari Allah Ta’ala. Terkadang Allah luaskan rezeki kepada seseorang, terkadang Allah sempitkan. Tugas kita adalah menerima semua putusan Allah dengan sabar, syukur dan qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang Allah karuniakan. Inilah kunci kebahagiaan.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

قد أفلحَ من أسلمَ ، ورُزِقَ كفافًا ، وقنَّعَه اللهُ بما آتاهُ

“Sungguh beruntung orang yang sudah berislam, lalu Allah beri rezeki yang secukupnya, dan Allah jadikan hatinya qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang dikaruniakan kepadanya”
(HR. Muslim no. 1054).

Namun kebanyakan kita terkalahkan oleh hawa nafsu sehingga merasa tidak pernah cukup. Demikianlah umumnya manusia, betapapun banyak yang Allah berikan, terasa tidak pernah cukup.

Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda :

لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا، وَلاَ يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ

“Andai bani Adam memiliki dua lembah yang penuh dengan harta, maka dia akan mencari lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa memenuhi perut bani Adam kecuali tanah (yaitu kematian)”
(HR. Bukhari no.6436 dan Muslim no.1048).

Terkadang, betapapun banyak yang Allah berikan, masih saja seseorang merasa miskin dan kurang. Sehingga hidupnya tidak pernah bahagian karena terkungkung oleh perasaannya yang senantiasa merasa kurang.

Maka, mari kita kenali sebab-sebab seseorang senantiasa merasa miskin dan merasa kurang, semoga kita bisa merenungkan dan mengambil faedah darinya.

Wallahu a'lam  bish showab

Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.
Aamiin

Demikian yang dapat kami sampaikan.
Semoga bermanfaat.

Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.
Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :
"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."
[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]

Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

TETAP TEGARLAH ENGKAU DENGAN HIJAB SYAR’I-MU WAHAI MUSLIMAH!

 TETAP TEGARLAH ENGKAU DENGAN HIJAB SYAR’I-MU WAHAI MUSLIMAH!

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata :

اصبري واحتسبي واثبتي على ما أنت عليه من الحجاب الشرعي، ولا يضرك قول الناس: أنت متزمتة أو متشددة، أو ما أشبه ذلك، فنسأل الله للجميع معرفة الحق واتباعه.

“Bersabarlah engkau dan mengharaplah pahala dan tetap tegarlah engkau di atas apa yang sekarang kau jalani dalam memakai hijab syar’i!
Tidak akan memudharatkanmu tuduhan manusia (kepadamu) :
“Kamu garis keras atau extremis atau yang semisal itu.

Kita memohon kepada Allah untuk semuanya, semoga mereka bisa mengenal Al-Haq dan mengikutinya.”

📑 Fatawa Nur ‘ala Ad-Darbi 11/122 || ©ahlussunnahposo
https://t.me/thalabul_ilmi/1334


𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯
𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘈𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥

𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣

 𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝 𝚂𝚒𝚕𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛𝚕𝚞𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗.

بارك الله فيكم

ANTARA KIAMAT DAN KEBANGKITAN

 ANTARA KIAMAT DAN KEBANGKITAN

Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Rasulullah ﷺ bersabda;

".... Kemudian Allah mengirim angin dingin dari arah Syam. Maka tidak ada yang tertinggal di muka bumi seorang pun yang memiliki di dalam hatinya kebaikan atau keimanan seberat dzarrah kecuali angin itu mematikannya. Sampai-sampai jikalau salah seorang kalian masuk ke dalam perut bukit, niscaya angin itu benar-benar masuk kepadanya lalu mematikannya".

Kata Abdullah, "Aku mendengar semua itu dari Rasulullah ﷺ".

Beliau mengatakan:
"Yang tersisa hanyalah orang-orang yang jelek seperti kecepatan burung (dalam berbuat kejelekan) dan seperti binatang buas (dalam berbuat dlalim), tidak mengenali yang ma'ruf dan tidak mengingkari yang mungkar.

Maka syaitan menjelma di hadapan mereka, lalu mengatakan, "Maukah kalian mengikuti perintahku?"
Mereka mengatakan, "Apa yang engkau perintahkan kepada kami?"
Maka Syaitan menyuruh mereka untuk menyembah berhala. Dan mereka ketika itu dalam kondisi lapang rezkinya dan baik kehidupan duniawinya.

Kemudian ditiuplah sangkakala. Maka tidak seorang pun mendengarnya kecuali memperhatikannya dan mendongakkan lehernya. Dan yang pertama mendengarnya adalah seorang lelaki yang sedang melumuri tempat minum untanya (dengan lumpur). Maka ia pun mati dan mati pula semua manusia.

Kamudian Allah mengirim -atau menurunkan- hujan yang seperti air mani -atau seperti kepekatan malam-. Maka darinya tumbuh jasad-jasad manusia.
(Rasulullah ﷺ  membaca ayat:)

ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرٰى فَاِذَا هُمْ قِيَامٌ يَّنْظُرُوْنَ

Kemudian ditiup sangkakala yang kedua kali, seketika itu mereka berdiri (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah). (QS. Az-Zumar 39: Ayat 68)

Lalu ada yang menyeru, "Hai sekalian manusia, kemarilah menghadap Rabb kalian.
(Rasulullah ﷺ  membaca ayat:)

وَقِفُوْهُمْ اِنَّهُمْ مَّسْئُـوْلُوْنَ

"Tahanlah mereka (di tempat perhentian), sesungguhnya mereka akan ditanya,"
(QS. Ash-Shaaffat: 24)

Kemudian dikatakan, "Keluarkanlah orang-orang yang merupakan bagian neraka".
Ada yang bertanya, "Dari berapa orang?"
Dijawab, "Dari setiap seribu dikeluarkan sembilan ratus sembilan puluh sembilan".

Kara Rasul, "Itulah hari yang menjadikan anak-anak beruban, dan itulah hari disingkapkan betisNya".

📚 HR lmam Muslim (2940) dan lmam Ahmad (6555).

~~~~~~

Semoga Allah menutup umur kita semua dengan husnul khatimah dan membangkitkan kita di akhirat sebagai orang-orang yang diampuni. Aamiin


  الفقير إلى غفران ربه أبو يحيى

السلام علیکم ورحمة اللہ وبرکاتہ

   السلام علیکم ورحمة اللہ وبرکاتہ

 Salam Silaturahim....
Ya Allah aku memohon dengan keagungan AsmaMu, muliakanlah saudaraku, sahabatku dan temanku ini.
Angkatlah derajadnya, berikan petunjuk iman dan Islam di hatinya, ampuni dosanya.
Ya Allah lembutkan hatinya, lapangkan rizkinya, muliakan keturunannya, lepaskan dari semua kesulitannya dan indahkan akhlaknya.
Ya Allah jika ada diantara saudara2ku, sababat2ku, dan teman2ku yang sedang sakit, maka angkatlah penyakitnya sembuhkan lah dari sakitnya dan lindungilah mereka dari marabahaya.
Ya Allah jadikanlah mereka sebaik-baik hamba yang selalu bersyukur dan selalu mendapatkan ridho Mu.

  آمين.. آمين.. آمين يَآرَبْ العالمين

  والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

🤝 Tetaplah bersandar kepada Allah, Jangan lupa tersenyum bahagia. 😍

QS. Al-Baqarah 2: Ayat 12

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَ لَا ۤ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلٰـكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ
"Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 12)

QS. Al-Anbiya 21: Ayat 37

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

خُلِقَ الْاِ نْسَا نُ مِنْ عَجَلٍ ۗ سَاُ ورِيْكُمْ اٰيٰتِيْ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْنِ
"Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Ku. Maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 37)

LELAHLAH SEDIKIT DALAM IBADAH

'Sarapan Pagi'

LELAHLAH SEDIKIT DALAM IBADAH

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:

وإن بحسب ركوب الأهوال واحتمال المشاق تكون الفرحة واللذة فلا فرحة لمن لا هم له ولا لذة لمن لا صبر له ولا نعيم لمن لا شقاء له ولا راحة لمن لا تعب له بل إذا تعب العبد قليلا استراح طويلا
.
“Kelezatan dan kegembiraan itu disesuaikan dengan beratnya perjuangan. Tidak akan gembira orang yang tak memiliki keinginan. Tidak ada kelezatan bagi orang yang tak memiliki kesabaran. Tidak ada kenikmatan bagi orang yang tak mau susah. Dan tidak ada istirahat bagi orang yang tak mau lelah. Seorang hamba apabila ia mau lelah sebentar, ia akan istirahat yang panjang.”
(Miftah Darissa’adah)

Maka lelahlah sedikit untuk beribadah dan menaati Allah...
Agar kita dapat beristirahat selamanya dalam surga yang kita dambakan...
⁣⁣⁣
Semoga bermanfaat

QS. Al-Kahf 18: Ayat 7

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَ رْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَ يُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 7)

Ambillah apa yang halal dan tinggalkan apa yang haram


بسم اللـه الرحمن الرحيـم
 Ambillah apa yang halal dan tinggalkan apa yang haram

Saudaraku seislam yang saya cintai, semoga Allah memberikan kepada kita kefahaman dan manfaat dari apa yang tersebut di bawah ini :

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhumaa, ia berkata :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda :

“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rizki. Karena sesungguhnya satu jiwa tidak akan mati hingga ia mendapatkan semua rizkinya meskipun lambat datangnya. Bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara kalian dalam mencari rizki. Ambillah apa yang halal dan tinggalkan apa yang haram.”
[HR. Ibnu Majah rahimahullahu dalam sunannya no. 2227, Syaikh Al Albani rahimahullahu menilainya Shahih lighairihi dalam Shahih at Targhib wat Tarhiib no. 1698, Maktabah Syamilah]

Semoga doa yang diajarkan Nabi kita ini bermanfaat untuk kita semua,

اللهم اكْفِنِيْ بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِـوَاكَ

Allaahummak-finii bihalaalika ‘an haraamik(a), wa aghninii bifadhlika ‘amman siwaak(a)

Artinya :
Ya Allah cukupilah aku dengan   rizki yang Engkau halalkan hingga aku tak membutuhkan apa-apa yang Engkau haramkan. Dan kayakanlah aku dengan karunia-Mu hingga aku tidak membutuhkan sesuatu dari selain-Mu.’”
[HR. Tirmidzi rahimahullahu dalam sunannya  no. 3911, Maktabah Syamilah. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani rahimahullahu dalam Shahih at-Targhiib wat Tarhiib no. 1820, Maktabah Syamilah]

Wallahu a'lam  bish showab

Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.
Aamiin

Demikian yang dapat kami sampaikan.
Semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam  bish showab

Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.
Aamiin

Demikian yang dapat kami sampaikan.
Semoga bermanfaat.

Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.
Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :
"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."
[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]

Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.
 

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيم

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيم


Ya Allah, jadikanlah hari ini dan hari-hari selanjutnya jauh lebih baik bagi kami dibanding hari-hari yang telah kami lalui

Ya Allah, bukakanlah, tumbuhkanlah dan bangkitkanlah semangat kami  dalam bekerja dan berusaha, dalam beribadah dan beramal; semangat hidup kami hari ini dan hari-hari selanjutnya ...

Ya Allah, jaminlah keselamatan, kesehatan, keamanan, kedamaian, ketentraman, keberhasilan dan kesejahteraan bagi kami hari ini dan hari-hari selanjutnya

Ya Allah, limpahkan dan lipat-gandakanlah rezki Mu untuk kami hari ini dan hari-hari selanjutnyaYa Allah, ciptakan dan jadikanlah hanya kesempatan yang baik-baik saja bagi kami hari ini dan hari-hari selanjutnya..

Ya Allah, perlihatkanlah, perdengarkanlah dan rasakanlah kejadian², berita² dan pengalaman² yang menggembirakan dan menyenangkan saja kepada kami hari ini dan hari-hari selanjutnya.

Ya Allah, mudahkanlah semua urusan kami, jauhkanlah dari kami kesulitan apapun Ya Allah, kabulkan dan perkenankanlah doa² kami, wujudkanlah harapan² kami,

اَمِين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن


 

PUASA SUNNAH

 Hanya mengingatkan

1 Dzulhijjah = 22 Juli 2020
2 Dzulhijjah = 23 Juli 2020
3 Dzulhijjah = 24  Juli 2020
4 Dzulhijjah = 25  Juli 2020
5 Dzulhijjah = 26 Juli 2020
6 Dzulhijjah = 27  Juli 2020
7 Dzulhijjah = 28 Juli 2020
8 Dzulhijjah = 29 Juli 2020
9 Dzulhijjah = 30 Juli 2020

HARAM PUASA :

10 Dzulhijjah = 31 Juli 2020
11 Dzulhijjah = 1 Agustus 2020
12 Dzulhijjah = 2 Agustus 2020
13 Dzulhijjah = 3 Agustus 2020

NB :
~ tanggal 22 Juli hingga 30 Juli 2020 disunahkan puasa dan perbanyak amal shaleh kerana pahalanya akan dilipat gandakan.

*Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijah = 29 Juli 2020
*Puasa Arafah 9 Dzulhijah = 30 Juli  2020

~ Aidul Adha 10 Dzulhijjah = 31 Juli 2020

 tanggal  1,2, dan 3 Agustus 2020 adalah hari TASYRIK = HARAM PUASA

Sebarkan informasi ini, karena tiap kali orang yang tau kemudian mengamalkan amal shaleh tersebut maka kita yg memberikan informasi akan mendapatkan sama seperti orang yang mengerjakan amal tersebut.

Semoga Bermanfaat

🔰Yaumuts Tsulaatsaa' 𝐓 𝐇 𝐀 𝐋 𝐀 𝐁 𝐔 𝐋 '𝐈 𝐋 𝐌 𝐈

 

Yaumuts Tsulaatsaa' (يوم الثّلاثاء)  
Hari Selasa ● 26 Safar 1442 September / 13 Oktober 2020 
 
  
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 
 
Nasihat-Nasihat Penting Untuk Buah Hati  
 
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman tentang nasihat Luqman kepada anaknya
 
, يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ  
 
"Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma'ruf dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." [Luqman: 17] Al-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi'iAl-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi'i rahimahullah berkata,
"Firman Allah tentang ucapan Luqman kepada anaknya:
'Wahai anakku tegakkanlah sholat', maknanya: Kerjakan sholat dengan ketentuan-ketentuannya, kewajiban-kewajibannya dan menepati waktu-waktunya.
'Perintahkanlah yang ma'ruf dan laranglah kemungkaran', maknanya: Lakukan semaksimal kemampuanmu dan usaha kerasmu.
'Dan bersabarlah atas apa yang menimpamu', maknanya: Luqman mengajarkan anaknya bahwa orang yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar akan ditentang oleh sebagian manusia, maka beliau memerintahkan anaknya untuk bersabar.
'Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)', maknanya: Sesungguhnya sabar atas penentangan manusia termasuk kewajiban."
[Tafsir Ibnu Katsir, 6/302]

Wallahu a'lam  bish showab

Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.
Aamiin


Thalabul 'Ilmi
 𝐓 𝐇 𝐀 𝐋 𝐀 𝐁 𝐔 𝐋 '𝐈 𝐋 𝐌 𝐈 
PENGHALANG KENIKMATAN IBADAH 
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan
 
, إنَّ الانغماس في الدُّنيا والاشتغال بمظاهرها والاهتمام الزَّائد بمتاعِها يحجُب العبدَ عن أعظم نعيم وأكبر فَوز يمكنُ تحقيقُه في هذه الحياة،وهو التَّلذُّذ بالطَّاعات والعبادات. 
 
"Sesungguhnya tenggelam di dalam dunia, sibuk dengan berbagai fenomenanya dan sangat mementingkan kesenangannya, semua itu akan menghalangi hamba dari kenikmatan teragung dan kesuksesan terbesar yang bisa direalisasikan dalam kehidupan ini, yaitu kenikmatan melakukan ketaatan dan peribadatan (kepada Allah ta'ala)." Minhajus Salikin 2/68. 
 
 𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯 𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘈𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥 𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣 𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝  
 
 بارك الله فيكم
 


 
Thalabul 'Ilmi
𝐓 𝐇 𝐀 𝐋 𝐀 𝐁 𝐔 𝐋 '𝐈 𝐋 𝐌 𝐈 
 
 DUA PERKARA YANG MEMBAHAYAKAN
 
 
 …………………… إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ Di waktu kalian menerima berita bohong dari mulut ke mulut dan kalian berkata dengan tanpa ilmu dan kalian menganggapnya suatu yang ringan. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Assyaikh Assidy Rahimahullah: "Dua perkara yang berbahaya, berbicara diatas kebatilan dan berkata tanpa ilmu
." …………… والأمران محظوران، التكلم بالباطل، والقول بلا علم، ————— Tafsir Assidy Annur 15 ||  𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯 𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘈𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥 𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣  
 
𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝  
𝚂𝚒𝚕𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛𝚕𝚞𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗
 
. بارك الله فيكم