Rabu, 04 November 2020

Yuk Shalat Berjamaah Di Masjid

 Yaumus Sabt (يوم السّبت)

▶ Hari Sabtu

● 14 Rabiul awal 1442 H / 31 Oktober 2020 M


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Yuk Shalat Berjamaah Di Masjid


Orang buta yang tidak ada penuntut ke masjid tetap di perintahkan shalat berjamaah ke masjid jika mendengar adzan, maka bagaimana yang matanya sehat?


Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata,


“Seorang buta pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berujar,


“Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid.” Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk shalat di rumah, maka beliaupun memberikan keringanan kepadanya.


Ketika orang itu beranjak pulang, beliau kembali bertanya,

“Apakah engkau mendengar panggilan shalat (azan)?”

laki-laki itu menjawab, “Ia.”

Beliau bersabda,

“Penuhilah seruan tersebut 

(hadiri jamaah shalat).”

[HR. Muslim no. 653]


Dalam hadits yang lain yaitu, Ibnu Ummi Maktum (ia buta matanya). Dia berkata,


“Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya ‘alash sholah, hayya ‘alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebut”.”

[HR. Abu Daud]


Masih banyak dalil lain mengenai wajibnya solat di masjid untuk laki laki.


Wallahu a'lam bish-showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 


CADAR & CELANA CINGKRANG, SIMBOL RADIKALISME?

 CADAR & CELANA CINGKRANG, SIMBOL RADIKALISME? 


❓ Pertanyaan: 


Apakah cadar dan celana panjang di atas mata kaki (cingkrang) adalah simbol radikalisme, atau simbol anti-merah putih NKRI? Pertanyaan ini disebabkan ada sebagian pihak yang menjadikan keduanya sebagai simbol radikalisme dan anti-merah putih, bahkan sampai dibuat film tentang itu.

Mohon penjelasannya. Terima kasih.



🖌 Dijawab oleh Ustadz Qomar Z.A., Lc. 


Semoga Allah memberikan kepada kita semua sikap bijak dan ilmu yang bermanfaat.


❌ Terkait dengan pertanyaan tersebut, sesungguhnya cadar dan celana panjang di atas mata kaki tidak ada sangkut pautnya dengan simbol radikalisme, baik di negeri ini maupun di negeri lain.


Adanya aksi radikalisme yang dilakukan oleh orang yang bercadar atau bercelana panjang di atas mata kaki tidak berarti bahwa penampilan tersebut menjadi simbol radikalisme atau simbol anti-merah putih.


Sebagaimana kita ketahui, radikalisme, separatisme, dan kekerasan di negeri kita ini telah dilakukan oleh berbagai pihak, baik yang tanpa label agama seperti komunis maupun yang berlabel agama, baik Islam maupun selain Islam.


⛔️ Terkait dengan pihak yang berlabel Islam, hendaknya dipahami bahwa Islam tidak mengajarkan radikalisme dan terorisme. 


☑️ Jadi, ketika pelaku teror membawa sebagian simbol Islam, simbol Islam tersebut tidak berarti simbol teror. Contoh sederhana, shalat. Apakah jika pelaku teror melakukan shalat berarti shalat menjadi simbol teror? Tentu saja tidak.


☑️ Begitu pula cadar. Cadar merupakan ajaran agama Islam yang dianjurkan atas muslimah mana pun untuk memakainya, terlepas dari tinjauan sisi hukumnya, apakah wajib atau sunnah. Para ulama berbeda pendapat antara mewajibkan dan menilainya sunnah.


⛓ Hukum tersebut tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan aksi kekerasan. Hukum ini pun telah dibahas sejak dahulu oleh para ulama mazhab.


💎 Sebagai contoh, Imam asy-Syafi’i sendiri mengatakan,


“Seorang wanita yang sedang berihram tidak menutup wajahnya. Apabila dia ingin menutup wajahnya, hendaknya dia merenggangkan kerudung lalu menjulurkan kain menutupi wajahnya dengan renggang….” (lihat kitab al-Umm, 2/185)


💎 Dalam fikih Hambali, al-Qadhi Iyadh berkata,


“… Ulama—semoga Allah merahmati mereka—mengatakan, ‘Dalam hadits ini ada hujah bahwa wanita tidak wajib menutup wajahnya di jalan, tetapi itu hanya sunnah baginya, …. dst.” (lihat kitab al-Adab asy-Syar’iyyah, 1/316. Dinukil dari kitab ar-Raddul Mufhim hlm. 35, 40, dan 120)


✔️ Ucapan mereka ini bersumber dari dalil-dalil syariat yang banyak. Di antaranya, diriwayatkan bahwa Shafiyyah bintu Syaibah mengatakan,


“Saya melihat Aisyah melakukan thawaf menggunakan niqab (penutup wajah). Aisyah mengatakan, ‘Dahulu ada rombongan melewati kami. Kami saat itu berihram bersama Rasulullah. Saat rombongan itu sejajar dengan kami, salah seorang wanita dari kami menjulurkan jilbabnya dari kepala menutupi wajahnya. Apabila mereka telah lewat, kami buka’.” (Dinukil dari kitab Jilbabul Mar’ah hlm. 108)


Begitu pula masalah celana panjang di atas mata kaki. Masalah ini telah banyak disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sebagai contoh adalah hadits berikut ini.


مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الْإِزَارِ فَفِي النَّارِ


“Kain sarung yang di bawah kedua mata kaki maka tempatnya di neraka.” (HR. al-Bukhari no. 5785)


Hukum ini bagi kaum laki-laki.


📝 Ini adalah hukum bagi tiap muslim, di mana pun dia. Tidak ada sangkut pautnya dengan radikalisme, apalagi dengan antikeindonesiaan atau anti-merah putih. 


Semoga jawaban ini cukup sebagai penjelas dalam hal ini.


Islam adalah agama yang mengajarkan semangat bekerja

 Yaumul Arbi'aa' (يوم الأربعاء)

▶ Hari Rabu

● 17 Rabiul awal 1442 H / 04 November 2020 M


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Islam adalah agama yang mengajarkan semangat bekerja


Inilah sebagian bukti bahwa Islam mengajarkan umat manusia untuk senantiasa bersemangat dan tidak bermalas-malas.


Islam adalah agama yang kaffah. Dalam Islam, semua persoalan hidup manusia sudah diatur dan diberikan solusi yang mengandung ajaran kebenaran bagi kehidupan seluruh umat manusia. Dan tidak akan pernah bertentangan dengan penemuan dan teori penemuan manusia yang paling mutakhir. Islam sejak jauh hari lebih maju dan tidak pernah ketinggalan zaman dari semua kemajuan yang pernah dicapai umat manusia, sampai kapan pun.


Bagaimana Islam melihat fenomena kemalasan dalam diri manusia? Islam sejak lama memberikan “rambu-rambu lampu kuning” untuk masalah ini. Islam memberikan perhatikan besar. Contoh, doa agar terbebas dari kemiskinan , kefakiran dan lilitan utang: 


Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah ﷺ biasa membaca doa:




اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ


Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat.


Artinya:

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.” [HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706].


Ternyata, isi doa ini bukanlah “secara spesifik” agar diberi pekerjaan, rezeki melimpah, hasil pekerjaannya melimpah, uang banyak. Ternyata tidak. Tetapi kita dituntun untuk berdoa agar terbebas dari kemalasan.


Hendaknya kita sebagai umat Islam meneladani kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat jauh dari bermalas-malasan. Tetap mengobarkan semangat menjalani kehidupan. Konsep semangat adalah bahwa manusia diciptakan dan dalam “kesemangatan”  untuk kehidupan di dunia maupun akhirat. Allah Subhanahu wa ta’ ala pun lebih menyukai orang kuat daripada orang lemah. 


Dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah, 

‘Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al,’

Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.” 

(HR. Ahmad no 9026, Muslim no 6945)


Wallahu a'lam bish-showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.