Rabu, 30 Desember 2020

Istiqomah

 Yaumus Sabt (يوم السّبت)

▶ Hari Sabtu

● 27 Rabiul Akhir 1442 H / 12 Desember 2020 M


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Istiqomah


Keteguhan hati, ketetapan jiwa merupakan karunia Allah subhanahu wata'ala bukan karena kehebatan kita.


Dan sekiranya Kami tidak memperteguh (hati)mu, niscaya engkau hampir saja condong sedikit kepada mereka

(QS. Al-Isra' 74)


Kalau Allah subhanahu wata'ala menyatakan hal ini kepada nabinya, rasul pilihannya bahwa keteguhan hati yang ada pada dirinya berasal dari Allah, maka apalagi kita ini, nabi bukan, gelar sebagai "orang shalih" pun masih jauh dari yang diharapkan, apalagi kemaksiatan yang masih banyak terhasilkan dari anggota badan.


Jika kita masih teguh  diatas sunnah, maka itu adalah karunia, bukan karena kehebatan kita.


Jika kita masih mudah, teguh dan rajin untuk shalat lima waktu dimasjid, maka itu adalah karunia, bukan karena kehebatan kita.


Kalau kita masih mudah untuk bangun malam, melaksanakan tahajud, maka itu adalah karunia, bukan karena kehebatan kita.


Kalau kita masih dimudahkan untuk berpuasa, baik yang wajib ataupun sunnah, maka itu adalah karunia, bukan karena kehebatan kita dan begitu seterusnya.


Maka jangan sekali-kali menganggap ketuguhan hati dan keistiqomahan kita ini karena kehebatan yang kita miliki. Tapi yakinlah keteguhan hati dan keistiqomahan ini adalah karunia Allah ta'ala, dan Allah bisa mencabutnya kapanpun juga.  


Mari! kita perbanyak doa yang sering Nabi shallallahu 'alaihi wasallam baca,

Ummu Salamah rhadiyallahu' anha, salah seorang istri nabi, pernah ditanya, "doa apa yang sering dibaca nabi ketika menginap dirumah mu?"


Beliau menjawab : "doa yang sering dibaca nabi ketika menginap dirumah ku adalah,


يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ


"wahai Dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku diatas agama Mu."


Ummu salamah rhadiyallahu 'anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam "wahai rasulullah, kenapa engkau banyak sekali membaca doa,


يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ


"wahai Dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku diatas agama Mu?"


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab : "wahai ummu salamah, tidak ada seorang manusiapun kecuali hatinya pasti diantara dua jari Allah, jika Allah berkehendak akan menjadikannya istiqamah, jika Allah berkehendak juga, akan dijadikan terbelok (tersesat)" jawab beliau.

(Lihat sunan At-Tirmidzi no 3522)


Wallahu a'lam  bish showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 


SHALAT ADALAH PINTU REZEKI

 SHALAT ADALAH PINTU REZEKI 


✍🏻 Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:


إذا أقمت الصلاة، أتاك الرزق من حيث لا تحتسب.


"Jika engkau menegakkan shalat, maka rezeki akan datang kepadamu dari arah yang tidak pernah engkau perkirakan."


📚 Tafsir Ibnu Katsir, jilid 2 hlm. 327 || ©ForumSalafy


MENCELA SAUDARA MUSLIM MERUPAKAN TANDA LEMAHNYA IMAN

  MENCELA SAUDARA MUSLIM MERUPAKAN TANDA LEMAHNYA IMAN 


➖➖➖➖


📝 Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berkata,


فإذا رأيت من نفسك إيذاء لأخيك أو أختك في الله بالغيبة أو بالسب أو بالنميمة أو بالكذب أو غير هذا، فاعرف أن إيمانك ناقص وأنك ضعيف الإيمان


⚠️ Jika engkau melihat dirimu melakukan sesuatu yang menyakiti saudara atau saudarimu seiman. Baik dengan perbuatan ghibah, mencela, mengadu domba, berdusta, ataupun yang selainnya. Maka ketahuilah, bahwa kadar imanmu sedang berkurang dan lemah.


لو كان إيمانك مستقيما كاملا لما فعلت ما فعلت من ظلم أخيك


🍃 Karena jika seandainya imanmu lurus dan sempurna, niscaya kamu tidak akan melakukan apa yang telah kamu lakukan berupa kezhaliman terhadap saudaramu..



🌎 Majmu' Fatawa Ibnu Baaz 4/94




𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘢𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣



بارك الله فيكم

Teman Akrab Menjadi Musuh di Hari Kiamat

 Yaumul Itsnayn (يوم الاِثنين)

▶ Hari Senin

● 13 Jumadil Awal 1442 H / 28 Desember 2020 M


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Teman Akrab Menjadi Musuh di Hari Kiamat


Keadaan “teman akrab” di dunia yang tidak dibangun berdasarkan “pertemanan karena Allah”, bisa jadi mereka akan saling bermusuhan di hari kiamat. 


Misalnya saja mereka sangat akrab di dunia dan kompak dalam berbagai aktivitas dan kebersamaan, akan tetapi tatkala tiba waktu salat, tidak ada satu pun dari mereka yang mengingatkan agar salat dahulu, akhirnya mereka semua lalai akan salat.


Sahabat akrab bisa jadi saling bermusuhan di hari kiamat. Allah berfirman,

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”

(QS. Az-Zukhruf: 67)


Ahli Tafsir At-Thabari menjelaskan,

“Orang-orang yang saling bersahabat di atas maksiat kepada Allah di dunia, di hari kiamat akan saling bermusuhan satu sama lain dan saling berlepas diri, kecuali mereka yang saling bersahabat di atas takwa kepada Allah.” 

(Lihat Tafsir At-Thabari)


Hendaknya kita benar-benar mencari sahabat yang baik dan jangan sampai kita menyesal di hari kiamat sebagaimana firman Allah,


“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (yakni: sangat menyesal), seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku.” Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” 

(QS. Al-Furqan: 27-29)


Hendaknya kita selalu berkumpul bersama orang-orang saleh dan jujur dalam keimanannya sebagaimana firman Allah,


“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).”

(QS. At-Taubah: 119)


Selalu perhatikan siapa sahabat kita dan harus memilih pertemanan dan sahabat yang mayoritas waktu, kita habiskan bersama mereka.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Seseorang itu mengikuti diin (agama; tabiat; akhlaq) kawan dekatnya. Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan kawan dekat.”

(HR. Abu Dawud, Silsilah ash-Shahihah no. 927)


Wallahu a'lam  bish showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 

MEMBIASAKAN DIRI MENERAPKAN SUNNAH

 


🍃🌻 MEMBIASAKAN DIRI MENERAPKAN SUNNAH 


➖➖➖➖


📝 Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata,


"عوّد نفسك على تطبيق السنة ففيها البركة"


"Biasakanlah dirimu untuk menerapkan sunnah, karena padanya terdapat keberkahan."



🌎 Syarhu Ighatsati al-Lahafan 


#Fawaidumum #sunnah #amal #berkah

〰️〰️➰〰️〰️


✍🏻 ©warisansalaf

https://t.me/thalabul_ilmi/1476


𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘢𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣



بارك الله فيكم

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


JANGAN SOMBONG DENGAN ILMU YANG ENGKAU MILIKI

 JANGAN SOMBONG DENGAN ILMU YANG ENGKAU MILIKI 


➖➖➖➖


📝 Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata,


لا يغتر الإنسان بعلمه فإن ما يجهله أكثر مما يعرفه


"Jangan sampai seseorang tertipu dengan ilmu yang ia miliki, karena sesungguhnya perkara yang tidak ia ketahui lebih banyak daripada yang ia ketahui."



🌎 Syarhu ad-Durrah al-Mudhiyyah hlm. 277


#Fawaidumum #ilmu #ujub #bangga #sombong

〰️〰️➰〰️〰️


✍🏻 ©warisansalaf

https://t.me/thalabul_ilmi/1477



𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘢𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣




بارك الله فيكم

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


HAKIKAT ILMU YANG BERMANFAAT

 HAKIKAT ILMU YANG BERMANFAAT 


➖➖➖➖


📝 Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di rahimahullah berkata,


أن العلم النافع هو العلم المرشد إلى الخير، وكل علم فيه رشد وهداية لطريق الخير، وتحذير عن طريق الشر، أو وسيلة إلى ذلك، فإنه من العلم النافع.


Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat membimbing kepada kebaikan. Setiap ilmu yang padanya terdapat bimbingan dan petunjuk kepada jalan kebaikan dan peringatan dari jalan kejelekan serta wasilah kepadanya, maka ilmu tersebut termasuk ilmu yang bermanfaat.



🌎 Taisiru al-Lathifil Mannan fi Khulashati Tafsiri al-Qur'an hlm. 257


#Fawaidumum #ilmu #bermanfat #jelek #petunjuk

〰️〰️➰〰️〰️

✍🏻 ©warisansalaf

https://t.me/thalabul_ilmi/1480



𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘢𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣



بارك الله فيكم

➖➖➖➖

ORA GAMPANG NANGING ELOK

 P E P E L I N G


ORA GAMPANG NANGING ELOK


ORA GAMPANG Tersenyum ketika Hati Menangis dan Teriris, tapi akan Terasa ELOK Menyadari itu adalah sebagian dari Kasih Illahi, agar Allah Memindahkan Kebaikan - kebaikan orang yang Menyakiti kita.


ORA GAMPANG Bangkit dalam Keadaan yang Lemah, tapi akan Terasa ELOK ketika kita Menyadari bahwa Allah sedang Menyapa dengan Cinta NYA, agar kita Sentiasa Tabah dan kuat.


ORA GAMPANG Memberi, ketika Diri sendiri dalam Kekurangan, tapi akan Terasa ELOK ketika kita dapat Membahagiakan Orang Lain, agar diri akan Terasa Lebih Bahagia.


ORA GAMPANG Memaafkan ketika kita di Benci dan di  Hina, tapi akan Terasa ELOK kalau itu adalah sebagian daripada Penyucian Diri, agar diri kita Ikhlas dalam Menggapai Ridha Illahi.


ORA GAMPANG Melupakan Kegagalan ketika kita masih Bersedih Memikirkannya, tapi akan Terasa ELOK ketika Menyadari itu adalah Permulaan dari Kejayaan kita.


ORA GAMPANG Melupakan Masa Lalu yang Menyakitkan, tapi akan Terasa ELOK ketika Menyadari itulah Jalan yang harus di Tempuh, untuk Merasakan Kebahagiaan yang akan di Berikan Allah sebagai Penggantinya.


ORA GAMPANG Menghilangkan Duka kerana Kehilangan, tapi akan Terasa ELOK ketika Menyadari bahwa Allah telah Meminjamkan kepada kita Beberapa Saat.


ORA GAMPANG Menghadapi Penderitaan dan Cobaan yang terus Mendera, tapi akan Terasa ELOK ketika Menumbuhkan Kesabaran dan Rasa Syukur serta  Menyadari itu adalah Sebagian dari Cara Allah Menyayangi Hambanya.


LA ILLAA HA ILALLAH, MUHAMMAD RASULULLAH


OJO LENO TANSAH ELENG LAN WASPODHO

Kamis, 10 Desember 2020

BANYAK-BANYAKLAH BERSYUKUR

 


🌾🌳 BANYAK-BANYAKLAH BERSYUKUR 


📖 Dari Ubaidillah bin Mihshan Al Anshari radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Rasulullah ﷺ bersabda:


مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، آمِنًا فِي سِرْبِهِ ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا 


"Siapa di antara kalian yang masuk waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman keluarganya dan memiliki makanan yang cukup untuk hari itu, maka seakan-akan nikmat dunia dikumpulkan untuknya".


📚 HR lmam Tirmidzi (2346) dan lmam lbnu Majah (4141), dinyatakan hasan oleh Syaikh Albani.


~~~~


🤲 Semoga Allah terus menambah nikmatNya untuk kita semua, utamanya nikmat iman dan lslam maupun ittiba' sunnah RasulNya sampai dikaruniai husnul khatimah.



✍🏻 FIK  الفقير إلى عفو ربه أبو يحيى


_____


✍🏻 ©ForumIlmiahKaranganyar

https://t.me/thalabul_ilmi/1386


🌷🌳🌷🌳🌷🌳🌷🌳🌷🌳


𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘈𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣


💎 𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝

🛫 𝚂𝚒𝚕𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛𝚕𝚞𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗.


بارك الله فيكم


SALAH KAPRAH SEBAGIAN MANUSIA DALAM MEMBACA AL-QURAN

 


🍃🌼 ‌‌ SALAH KAPRAH SEBAGIAN MANUSIA DALAM MEMBACA AL-QURAN 


Syaikh Shalih bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah:


“Bahkan mereka telah dicengkeram oleh taklid buta kepada nenek moyang mereka, mereka menyangka bahwasanya Al-Quran hanyalah untuk di ambil berkahnya saja, untuk meraih pahala dengan membacanya. Bukanlah tujuan membaca Al-Quran (menurut mereka) adalah untuk mentadaburi dan mengamalkan isinya.


Sedikit sekali orang yang membaca Al-Quran untuk tujuan ini, akan tetapi kebanyakan mereka membaca Al-Quran sebatas :


1. Untuk mencari berkah, 

2. Untuk berlezat-lezat dengan suara qori'-nya, 

3. Untuk menyenandungkannya 

4. Atau membacakannya kepada orang sakit untuk pengobatan.


Adapun kalau membaca Al-Quran untuk diamalkan, untuk menghayatinya, untuk menjadi rujukan isi kandungannya, untuk bisa menilai keadaan manusia  dengan Al-Quran ini, maka ini tidak ditemukan, kecuali sangat sangat sedikit dari kalangan manusia.

Dan kita tidak mengatakan : sesungguhnya hal itu tidak ada, akan tetapi ada dalam jumlah yang sangat sedikit. 


📑 Syarh Ushul As-Sittah 10-11


#akidah #pahala #berkah #


✍🏻 ©ahlussunnahposo

https://t.me/thalabul_ilmi/1385


🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁


𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘈𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣


💎 𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝

🛫 𝚂𝚒𝚕𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛𝚕𝚞𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗.


بارك الله فيكم


Ringan Di Lisan Berat Di Timbangan Ringan

 


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Ringan Di Lisan Berat Di Timbangan Ringan


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

“Ada dua buah kalimat yang ringan di lisan namun berat di dalam timbangan, dan keduanya dicintai oleh ar-Rahman, yaitu

‘Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim.”

(HR. Bukhari [7573] dan Muslim [2694])


Syaikh al-Utsaimin rahimahullah menerangkan,

“Kedua kalimat ini merupakan penyebab kecintaan Allah kepada seorang hamba.” 

Beliau juga berpesan, 

“Wahai hamba Allah, sering-seringlah mengucapkan dua kalimat ini.

Ucapkanlah keduanya secara kontinyu, karena kedua kalimat ini berat di dalam timbangan (amal) dan dicintai oleh ar-Rahman,


Sedangkan keduanya sama sekali tidak merugikanmu sedikitpun sementara keduanya sangat ringan diucapkan oleh lisan, ‘Subhanallahi wabihamdih, subhanallahil ‘azhim’.


Maka sudah semestinya setiap insan mengucapkan dzikir itu dan memperbanyaknya.”

(Syarh Riyadh as-Shalihin, 3/446).


Dzikir “Subhanallah”

artinya Maha Suci Allah, maksudnya adalah mensucikan Allah dari berbagai macam kekurangan dan aib yang ada pada-NYa.


Dzikir “wa bihamdihi”, artinya segala puji bagi Allah, artinya kita memuji Allah karena Dialah yang pantas mendapatkan pujian dan sanjungan disebabkan nama dan sifat-Nya yang sempurna.


Dzikir “al ‘azhim”, maksudnya Yang Maha Agung.


Wallahu a'lam bish-showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 

Faedah Surat Al-Kahfi

 Yaumul Jumu'ah (يوم الجمعة)

▶ Hari Jum'at

● 05 Rabiul Akhir 1442 H / 20 November 2020 M


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Faedah Surat Al-Kahfi


Surat Al-Kahfi merupakan salah satu surat dalam Al-Quran Al-Karim yang mempunyai keagungan dan keutamaan yang besar bagi kaum muslimin. Namun kaum muslimin begitu banyak yang tidak mengetahui keutamaan surat tersebut. Keutamaan membaca surat Al-kahfi salah satunya adalah: Mendatangkan ketenangan, Akan terjaga dari fitnah Dajjal dan banyak lagi faedah2 lainnya. 


Sebagaimana hadits Nabi berikut ini : 


‎عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :« مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ »


Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya di antara dua Jum’at.”

(Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrok II/399 no.3392, dan Al-Baihaqi di dalam Sunannya III/249 dengan nomor.5792)


Dari Abu Darda’ radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, niscaya dia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal. Dan di dalam riwayat lain disebutkan: “(sepuluh ayat terakhir) dari surat Al-Kahfi.” 

(Diriwayatkan oleh Muslim I/555 no.809, Ahmad V/196 no.21760, Ibnu Hibban III/366 no.786, Al-Hakim II/399 no.3391, dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman V/453 no.2344).


Wallahu a'lam bish-showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 

Qs. [59]: 18

 Assalamu'alaykum Sahabat Inspirasi 🌤


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah disiapkannya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs. [59]: 18)

Cukup Menasihati, Tidk Perlu Menghina

 


✏ Yaumus Sabt (يوم السّبت)

▶ Hari Sabtu

● 06 Rabiul Akhir 1442 H / 21 November 2020 M


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Cukup Menasihati, Tidk Perlu Menghina


Kita memang diperintahkan untuk menasihati sesama muslim.

Dari Jarir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia membaiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan menasihati sesama muslim.

(HR. Bukhari, no. 57 dan Muslim, no. 56)


Ada beberapa cara untuk menasihati yang perlu diperhatikan:


1. Menasihati itu jangan sampai menjelekkan. 

Bedakan antara menasihati dan menghina.


2. Nasihat terbaik adalah secara sembunyi-sembunyi. 

Ibnu Hazm rahimahullah pernah mengatakan,

“Jika engkau mau menasihati, nasihatilah secara sembunyi-sembunyi, jangan terang-terangan. Boleh dengan kalimat sindiran namun tidak boleh dengan kalimat tegas. Jika melampaui batas dalam hal ini, maka engkau termasuk zalim dan bukan menasihati.” 

Disebutkan dalam Al-Akhlaq wa As-Siyar, hlm. 45.


3. Menasihati di waktu yang pas

Sebagaimana disebutkan dalam A-Zuhud diriwayatkan dari Ibnul Mubarak, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

“Setiap hati memiliki masa untuk menerima sesuatu dan punya masa untuk tidak menerimanya. Maka manfaatkanlah hati kala mau menerima nasihat, tinggalkanlah pada masa nasihat tersebut sulit diterima.”


4. Hendaklah yang memberi nasihat menggunakan ungkapan yang baik dan bersikap lemah lembut dengan yang dinasihati, serta menggunakan kata-kata santun.


Ini beberapa catatan penting tentang cara menasihati yang diambil dari Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab, no. 225160 oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizahullah.


Wallahu a'lam bish-showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 

HUTANG BISA MENGHANGUSKAN PAHALA AMAL IBADAHMU

 بِسْـــــــــمِ اللّٰهِ الرَّمٰنِ الرَّحِـيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَا تُهُ


HUTANG BISA MENGHANGUSKAN PAHALA AMAL IBADAHMU


Jangan remehkan soal hutang piutang. Bila sudah punya kemampuan jangan ditunda-tunda lagi untuk membayarnya. Dalam Islam, hutang diperbolehkan, namun ada adabnya.


11 ADAB UTANG PIUTANG DALAM ISLAM 


✅1. Jangan pernah tidak mencatat utang piutang.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ... سورة البقرة 282


"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya."

(QS Al-Baqarah: 282)


✅2. Jangan pernah berniat tidak melunasi utang.


عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏‏أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِيَ اللَّهَ سَارِقًا . رواه ابن ماجة 2410


"Siapa saja yang berutang, sedang ia berniat tidak melunasi utangnya, maka ia akan bertemu Allah sebagai seorang PENCURI."

(HR Ibnu Majah ~ hasan shahih)


✅3. Punya rasa takut jika tidak bayar utang, karena alasan dosa yang tidak diampuni dan tidak masuk surga.


أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏ "‏ يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ ‏"‏ ‏.‏ رواه مسلم 1886


"Semua dosa orang yang mati syahid diampuni KECUALI utang".

(HR Muslim)


✅4. Jangan merasa tenang kalau masih punya utang.


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ‏"‏ مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ‏"‏ ‏.‏ رواه ابن ماجة 2414


"Barangsiapa mati dan masih berutang satu dinar atau dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan (diambil) amal kebaikannya, karena di sana (akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham."

(HR Ibnu Majah ~ shahih)


✅5. Jangan pernah menunda membayar utang.


أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏ "‏ مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ، فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ ‏"‏‏.‏ رواه البخاري 2287 ، مسلم 1564 ، النسائي 4688 ، ابو داود 3345 ، الترمذي 1308


"Menunda-nunda (bayar utang) bagi orang yang mampu (bayar) adalah kezaliman."

(HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)


✅6. Jangan pernah menunggu ditagih dulu baru membayar utang.


فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ‏"‏ أَعْطُوهُ فَإِنَّ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ أَحْسَنَهُمْ قَضَاءً ‏"‏‏.‏ رواه البخاري 2392 ، مسلم 1600 ، النسائي 4617 ، ابو داود 3346 ، الترمذي 1318


"Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam pembayaran utang.

(HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)


✅7. Jangan pernah mempersulit dan banyak alasan dalam pembayaran utang.


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ "‏ أَدْخَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلاً كَانَ سَهْلاً مُشْتَرِيًا وَبَائِعًا وَقَاضِيًا وَمُقْتَضِيًا الْجَنَّةَ ‏"‏ ‏.‏ رواه ابن ماجة 2202 ، النسائي 4696


"Allah 'Azza wa jalla akan memasukkan ke dalam surga orang yang mudah ketika membeli, menjual, dan melunasi utang."

(HR An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)


✅8. Jangan pernah meremehkan utang meskipun sedikit.


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ‏ "‏ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ ‏"‏. رواه الترمذي 1078 ، ابن ماجة 2506


"Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya sampai utangnya dibayarkan."

(HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)


✅9. Jangan pernah berbohong kepada pihak yang memberi utang.


قَالَ ‏"‏ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ ‏"‏‏.‏ البخاري 2397 ، 833 ، مسلم 589 ، ابو داود 880 ، النسائي 5472 ، 5454


"Sesungguhnya, ketika seseorang berutang, maka bila berbicara ia akan dusta dan bila berjanji ia akan ingkar."

(HR Bukhari dan Muslim)


✅10. Jangan pernah berjanji jika tidak mampu memenuhinya.


...وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا... سورة الإسراء 34


"... Dan penuhilah janji karena janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban .."

(QS Al-Israa': 34)


✅11. Jangan pernah lupa doakan orang yang telah memberi utang.


وَمَنْ آتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ ‏"‏ ‏.‏ رواه النسائي 2567 ، ابو داود 5109


"Barang siapa telah berbuat kebaikan kepadamu, balaslah kebaikannya itu. Jika engkau tidak menemukan apa yang dapat membalas kebaikannya itu, maka berdoalah untuknya sampai engkau menganggap bahwa engkau benar-benar telah membalas kebaikannya."

(HR An-Nasa'i dan Abu Dawud)

QS. Al-Mulk 67: Ayat 10

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَقَا لُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْۤ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

"Dan mereka berkata, Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala."

(QS. Al-Mulk 67: Ayat 10)

KESALAHAN TERBANYAK ADALAH PADA LISAN

 KESALAHAN TERBANYAK ADALAH PADA LISAN 


📌 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda


Sesungguhnya kesalahan terbanyak dari bani Adam adalah pada lisannya.


HR. Al Baihaqi


✍🏻 ©faedahislamiyahslogohimo

https://t.me/thalabul_ilmi/1412


𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘢𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣


💎 𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝

🛫 𝚂𝚒𝚕𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛𝚕𝚞𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗.


بارك الله فيكم


QS. Al-Kahf 18: Ayat 24

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اِلَّاۤ اَنْ يَّشَآءَ اللّٰهُ ۖ وَا ذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰۤى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَ قْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا

"kecuali (dengan mengatakan), Insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini."

(QS. Al-Kahf 18: Ayat 24)

kamuuuuh

 Aku yang mengagumimu dalam diam.. utuh tak tersentuh. seperti mentari yang menyapa bunga bermekaran.

Tak pernah menyentuh, namun cintanya terasa bagi kuntum" bunga yang sedang bermekaran.

Krn aku mengagumimu maka izinkan aku tak mengusik ragamu.Izinkan aku tak mengusik ketenangan hatiku. Baca juga: Inilah sifat yang membuat orang lain cinta kepada kita.

Tak mengapa aku tak bertegur sapa denganmu. Cukuplah bagiku menyapa dalam doa-doaku.

Selasa, 10 November 2020

QS. Al-An'am 6: Ayat 69

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَمَا عَلَى الَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَىْءٍ وَلٰكِنْ ذِكْرٰى لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

"Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas (dosa-dosa) mereka; tetapi (berkewajiban) mengingatkan agar mereka (juga) bertakwa."

(QS. Al-An'am 6: Ayat 69)

MEN JELANG A SHALAT TAHAJJUD :

 MEN JELANG A SHALAT TAHAJJUD  :


DAH SYAT NYA SIKSA API NERAKA JAHANAM  :


Wahai Saudara ku , Nabi Saw. ber sabda   :


نَارُكم هذِه ما يُوقدُ بنُو آدمَ جُزْءٌ واحدٌ من سبعين جزءاً من نار جهنَّم


Api yang di nyala kan oleh manusia di dunia ini , adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari panas nya api neraka jahanam .

 

( HR. Bukhari no. 3265 , Muslim no. 2834 ) .


 Allah Swt. ber firman  :


 Katakan lah , Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas , jika me reka.me ngetahui .

 

( QS. At-Taubah / 9 , Ayat : 81) .


 Allah Swt. ber firman  :


وَا تَّقُوا النَّا رَ الَّتِيْۤ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ


Dan pelihara lah diri mu dari api neraka , yang di sedia kan bagi orang-orang kafir . 

 

( QS. Ali 'Imran 3 : Ayat 131) .


Allah Swt ber firman :


فَاَ نْذَرْتُكُمْ نَا رًا تَلَظّٰى

Maka  Aku  mem peringat kan kamu dengan neraka yang menyala-nyala . 

.

( QS. Al-Lail 92 : Ayat 14) .


Aamiin Allahumma Aamiin.

Amalan Sunnah Sebelum Sholat Jum'at ✨

 Amalan Sunnah Sebelum Sholat Jum'at ✨


👉 Mandi Sebelum Salat Jumat

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at, maka ia mandi seperti mandi janabah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Mandi pada hari Jum’at adalah wajib bagi setiap orang yang telah baligh.” (HR. Bukhari dan Muslim)


👉 Memakai Pakaian Terbaik dan Minyak Wangi

Nabi SAW bersabda, “Wajib bagi kalian membeli 2 buah pakaian untuk shalat Jum’at, kecuali pakaian untuk bekerja.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al Albani)

Dalam hadits lain, Nabi SAW bersabda, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


👉 Segerakan Berangkat ke Masjid

Anas bin Malik berkata, “Kami berpagi-pagi menuju salat Jum’at dan tidur siang setelah shalat Jum’at.” (HR. Bukhari)

.

.

Wallahu a'lam, semoga bermanfaat 🙏🏻

QS. Al-Baqarah 2: Ayat 100

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اَوَکُلَّمَا عٰهَدُوْا عَهْدًا نَّبَذَهٗ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ ۗ بَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

"Dan mengapa setiap kali mereka mengikat janji, sekelompok mereka melanggarnya? Sedangkan sebagian besar mereka tidak beriman."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 100)

QS. Al-Baqarah 2: Ayat 151

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


كَمَاۤ اَرْسَلْنَا فِيْکُمْ رَسُوْلًا مِّنْکُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْکُمْ وَيُعَلِّمُکُمُ الْكِتٰبَ وَا لْحِکْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَ ۗ 

"Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 151)

Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah

 ✏ Yaumuts Tsulaatsaa' (يوم الثّلاثاء)

▶ Hari Selasa

● 23 Dzulkaidah 1441 H /  14 Juli 2020


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


📝 Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah


Kalimat ini adalah dzikir yang sudah tidak asing lagi di telinga dan lisan kita, dikenal dengan istilah hauqolah.


Biasa kita baca ketika mendengar adzan, ketika setelah shalat, atau ketika melihat sesuatu yang menakjubkan.


Artinya dari kalimat ini adalah

 ‘Tiada daya upaya dan tidak ada kekuatan kecuali atas izin Allah Ta’ala‘.

Begitu agungnya kalimat ini sampai-sampai dikatakan sebagai tabungan surgawi.


Rasulullah Shallalahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Wahai Abdullah bin Qais, maukah engkau kuberitahu tentang salah satu tabungan surgawi?

Abdullah bin Qais menjawab:

‘Tentu, wahai Rasulullah’.

Ia bersabda:

‘Ucapkanlah laa haula wa laa quwwata illa billah’”

(HR. Bukhari no.4205, Muslim no.7037)


Makna dari kalimat ini adalah, bahwa tercapainya sesuatu, perubahan kondisi menjadi lebih baik, adalah semata-mata karena kehendak Allah dan pertolongan dari-Nya.

Bukan karena pertolongan dukun, bantuan jin, keajaiban jimat atau kesaktian kyai.

Sama sekali bukan.


Konsekuensinya, memohon kebaikan, memohon tercapainya sesuatu, menggantungkan pertolongan hanyalah ditujukan kepada Allah Ta’ala.

Inilah konsep Tauhid.


Wallahu a'lam  bish showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 


QS. An-Nisa' 4: Ayat 119

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَّلَاُ ضِلَّـنَّهُمْ وَلَاُ مَنِّيَنَّهُمْ وَلَاٰ مُرَنَّهُمْ فَلَيُبَـتِّكُنَّ اٰذَا نَ الْاَ نْعَا مِ وَلَاٰ مُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللّٰهِ ۗ وَمَنْ يَّتَّخِذِ الشَّيْطٰنَ وَلِيًّا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَا نًا مُّبِيْنًا ۗ 

"dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya). Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata."

(QS. An-Nisa' 4: Ayat 119)

QS. An-Nisa' 4: Ayat 120

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيْهِمْ ۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْـطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا

"(Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka."

(QS. An-Nisa' 4: Ayat 120)

QS. Al-Baqarah 2: Ayat 143

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَکُوْنُوْا شُهَدَآءَ عَلَى النَّا سِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَاۤ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِ ۗ وَاِ نْ كَا نَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗ وَمَا كَا نَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَا نَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِا لنَّا سِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 143)

QS. Ar-Rahman 55: Ayat 5

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اَلشَّمْسُ وَا لْقَمَرُ بِحُسْبَا نٍ ۙ 

"Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan,"

(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 5)

QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 55

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رَا كِعُوْنَ

"Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah)."

(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 55)

JANGAN ENGKAU SIA-SIAKAN DIRIMU DENGAN MELALAIKAN TAKWA

 JANGAN ENGKAU SIA-SIAKAN DIRIMU DENGAN MELALAIKAN TAKWA 


🎙 Al Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah berkata:


📝 Sebagian salaf pernah menulis wasiat kepada salah seorang saudaranya, adapun setelahnya:


🧷 Sesungguhnya siapa saja yang bertakwa kepada Allah, maka dia telah menjaga dirinya. 


🧷 Namun barang siapa yang menyia-nyiakan ketakwaannya, maka sungguh dia telah menyia-nyiakan dirinya. Sementara Allah tidak butuh kepadanya. 


🗂 Majmu' ar Rosail 3/103


 •••┈••••○❁🌻❁○••••┈•••


🎙 قال الحافظ ابن رجب رحمه الله تعالى :


 كتب بعض السَّلف إِلَى أخيه :


أما بعد : فإنه من اتقى الله فقد حفظ نفسه ، 


ومن ضيع تقواه فقد ضيع نفسه ، والله الغني عنه .


🗂  [مجموع الرسائل ( ١٠٣/٣ ) ]


•••┈••••○❁🌻❁○••••┈•••


✍🏻 ©KajianIslamTemanggung

https://t.me/thalabul_ilmi/1384


≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈


𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘈𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣


💎 𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝

🛫 𝚂𝚒𝚕𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛𝚕𝚞𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗.


بارك الله فيكم

BANYAK-BANYAKLAH BERSYUKUR

 BANYAK-BANYAKLAH BERSYUKUR 


📖 Dari Ubaidillah bin Mihshan Al Anshari radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Rasulullah ﷺ bersabda:


مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، آمِنًا فِي سِرْبِهِ ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا 


"Siapa di antara kalian yang masuk waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman keluarganya dan memiliki makanan yang cukup untuk hari itu, maka seakan-akan nikmat dunia dikumpulkan untuknya".


📚 HR lmam Tirmidzi (2346) dan lmam lbnu Majah (4141), dinyatakan hasan oleh Syaikh Albani.


~~~~


🤲 Semoga Allah terus menambah nikmatNya untuk kita semua, utamanya nikmat iman dan lslam maupun ittiba' sunnah RasulNya sampai dikaruniai husnul khatimah.



✍🏻 FIK  الفقير إلى عفو ربه أبو يحيى


_____


✍🏻 ©ForumIlmiahKaranganyar

https://t.me/thalabul_ilmi/1386


🌷🌳🌷🌳🌷🌳🌷🌳🌷🌳


𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘈𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣


💎 𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝

🛫 𝚂𝚒𝚕𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛𝚕𝚞𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗.


بارك الله فيكم

SALAH KAPRAH SEBAGIAN MANUSIA DALAM MEMBACA AL-QURAN

 SALAH KAPRAH SEBAGIAN MANUSIA DALAM MEMBACA AL-QURAN 


Syaikh Shalih bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah:


“Bahkan mereka telah dicengkeram oleh taklid buta kepada nenek moyang mereka, mereka menyangka bahwasanya Al-Quran hanyalah untuk di ambil berkahnya saja, untuk meraih pahala dengan membacanya. Bukanlah tujuan membaca Al-Quran (menurut mereka) adalah untuk mentadaburi dan mengamalkan isinya.


Sedikit sekali orang yang membaca Al-Quran untuk tujuan ini, akan tetapi kebanyakan mereka membaca Al-Quran sebatas :


1. Untuk mencari berkah, 

2. Untuk berlezat-lezat dengan suara qori'-nya, 

3. Untuk menyenandungkannya 

4. Atau membacakannya kepada orang sakit untuk pengobatan.


Adapun kalau membaca Al-Quran untuk diamalkan, untuk menghayatinya, untuk menjadi rujukan isi kandungannya, untuk bisa menilai keadaan manusia  dengan Al-Quran ini, maka ini tidak ditemukan, kecuali sangat sangat sedikit dari kalangan manusia.

Dan kita tidak mengatakan : sesungguhnya hal itu tidak ada, akan tetapi ada dalam jumlah yang sangat sedikit. 


📑 Syarh Ushul As-Sittah 10-11


#akidah #pahala #berkah #


✍🏻 ©ahlussunnahposo

https://t.me/thalabul_ilmi/1385


🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁


𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘈𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣


💎 𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝

🛫 𝚂𝚒𝚕𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛𝚕𝚞𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗.


بارك الله فيكم

Ringan Di Lisan Berat Di Timbangan Ringan

 ✏ Yaumul Itsnayn (يوم الاِثنين)

 ▶ Hari Senin 

● 22 Rabiul awal 1442 H / 09 November 2020 M


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Ringan Di Lisan Berat Di Timbangan Ringan


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

“Ada dua buah kalimat yang ringan di lisan namun berat di dalam timbangan, dan keduanya dicintai oleh ar-Rahman, yaitu

‘Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim.”

(HR. Bukhari [7573] dan Muslim [2694])


Syaikh al-Utsaimin rahimahullah menerangkan,

“Kedua kalimat ini merupakan penyebab kecintaan Allah kepada seorang hamba.” 

Beliau juga berpesan, 

“Wahai hamba Allah, sering-seringlah mengucapkan dua kalimat ini.

Ucapkanlah keduanya secara kontinyu, karena kedua kalimat ini berat di dalam timbangan (amal) dan dicintai oleh ar-Rahman,


Sedangkan keduanya sama sekali tidak merugikanmu sedikitpun sementara keduanya sangat ringan diucapkan oleh lisan, ‘Subhanallahi wabihamdih, subhanallahil ‘azhim’.


Maka sudah semestinya setiap insan mengucapkan dzikir itu dan memperbanyaknya.”

(Syarh Riyadh as-Shalihin, 3/446).


Dzikir “Subhanallah”

artinya Maha Suci Allah, maksudnya adalah mensucikan Allah dari berbagai macam kekurangan dan aib yang ada pada-NYa.


Dzikir “wa bihamdihi”, artinya segala puji bagi Allah, artinya kita memuji Allah karena Dialah yang pantas mendapatkan pujian dan sanjungan disebabkan nama dan sifat-Nya yang sempurna.


Dzikir “al ‘azhim”, maksudnya Yang Maha Agung.


Wallahu a'lam bish-showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 


Keikhlasan pun Sangat Membutuhkan Kesabaran

 ✏  Yaumuts Tsulaatsaa' (يوم الثّلاثاء)

▶ Hari Selasa

● 23 Rabiul awal 1442 H / 10 November 2020 M


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Keikhlasan pun Sangat Membutuhkan Kesabaran


Sabar untuk mengikhlaskan niat dan membersihkannya dari riya' dan tujuan duniawi tatkala sebelum beramal dan juga tatkala sedang beramal.


Sabar untuk menyembunyikan amalan tersebut dan tidak menampakannya kepada orang lain, karena pahala amalan yg tersembunyi lebih besar.

Inipun butuh kesabaran yang besar, karena jiwa selalu ingin menceritakan amalannya kepada orang lain agar dihargai dan dihormati


Setelah beramal harus sabar agar amalan tersebut tidak dirusak oleh ujub dan takabbur yang sewaktu waktu timbul karena kekaguman terhadap amalan tersebut atau merasa jasa dan peranmu yang besar sehingga jadilah engkau merasa sok "penting". Padahal semua keberhasilanmu datangnya dari Allah semata


Jika engkau berbuat baik kepada orang lain maka bersabarlah dengan menjaga keikhlasanmu dengan tidak marah tatkala air susumu dengan air tuba oleh orang yang kau bantu.


Karena sesungguhnya engkau tidak mengarapkan "balas jasanya" dan tidak pula ucapan "terima kasihnya". Akan tetapi engkau hanya mengharapkan wajah Allah.


Allah berfirman:

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

Setelah itu Allah berfirman :

Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,

(QS Al-Insan 9, 12)


“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” Aamiin


Wallahu a'lam bish-showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 

DOAKANLAH ORANG YANG MENASIHATIMU

 DOAKANLAH ORANG YANG MENASIHATIMU 


Al-Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah berkata, 


وقد كان أمير المؤمنين عمر بن الخطاب رضى الله عنه يقول: رحم الله امرءا أهدى إلينا عيوبنا.


"Dahulu Amirul Mukminin Umar ibnu al-Khattab radhiyallahu 'anhu mengatakan, 'Semoga Allah merahmati orang yang memberikan hadiah kepada kami berupa kesalahan-kesalahan kami (untuk diperbaiki).'" 


📖 Sumber: 

Mukhtashar Minhāj al-Qāshidīn, jilid 1, hlm. 157. 


📲 Alih bahasa: 

Abu Fudhail Abdurrahman ibnu Umar غفر الرحمن له.

Rabu, 04 November 2020

Yuk Shalat Berjamaah Di Masjid

 Yaumus Sabt (يوم السّبت)

▶ Hari Sabtu

● 14 Rabiul awal 1442 H / 31 Oktober 2020 M


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Yuk Shalat Berjamaah Di Masjid


Orang buta yang tidak ada penuntut ke masjid tetap di perintahkan shalat berjamaah ke masjid jika mendengar adzan, maka bagaimana yang matanya sehat?


Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata,


“Seorang buta pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berujar,


“Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid.” Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk shalat di rumah, maka beliaupun memberikan keringanan kepadanya.


Ketika orang itu beranjak pulang, beliau kembali bertanya,

“Apakah engkau mendengar panggilan shalat (azan)?”

laki-laki itu menjawab, “Ia.”

Beliau bersabda,

“Penuhilah seruan tersebut 

(hadiri jamaah shalat).”

[HR. Muslim no. 653]


Dalam hadits yang lain yaitu, Ibnu Ummi Maktum (ia buta matanya). Dia berkata,


“Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya ‘alash sholah, hayya ‘alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebut”.”

[HR. Abu Daud]


Masih banyak dalil lain mengenai wajibnya solat di masjid untuk laki laki.


Wallahu a'lam bish-showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 


CADAR & CELANA CINGKRANG, SIMBOL RADIKALISME?

 CADAR & CELANA CINGKRANG, SIMBOL RADIKALISME? 


❓ Pertanyaan: 


Apakah cadar dan celana panjang di atas mata kaki (cingkrang) adalah simbol radikalisme, atau simbol anti-merah putih NKRI? Pertanyaan ini disebabkan ada sebagian pihak yang menjadikan keduanya sebagai simbol radikalisme dan anti-merah putih, bahkan sampai dibuat film tentang itu.

Mohon penjelasannya. Terima kasih.



🖌 Dijawab oleh Ustadz Qomar Z.A., Lc. 


Semoga Allah memberikan kepada kita semua sikap bijak dan ilmu yang bermanfaat.


❌ Terkait dengan pertanyaan tersebut, sesungguhnya cadar dan celana panjang di atas mata kaki tidak ada sangkut pautnya dengan simbol radikalisme, baik di negeri ini maupun di negeri lain.


Adanya aksi radikalisme yang dilakukan oleh orang yang bercadar atau bercelana panjang di atas mata kaki tidak berarti bahwa penampilan tersebut menjadi simbol radikalisme atau simbol anti-merah putih.


Sebagaimana kita ketahui, radikalisme, separatisme, dan kekerasan di negeri kita ini telah dilakukan oleh berbagai pihak, baik yang tanpa label agama seperti komunis maupun yang berlabel agama, baik Islam maupun selain Islam.


⛔️ Terkait dengan pihak yang berlabel Islam, hendaknya dipahami bahwa Islam tidak mengajarkan radikalisme dan terorisme. 


☑️ Jadi, ketika pelaku teror membawa sebagian simbol Islam, simbol Islam tersebut tidak berarti simbol teror. Contoh sederhana, shalat. Apakah jika pelaku teror melakukan shalat berarti shalat menjadi simbol teror? Tentu saja tidak.


☑️ Begitu pula cadar. Cadar merupakan ajaran agama Islam yang dianjurkan atas muslimah mana pun untuk memakainya, terlepas dari tinjauan sisi hukumnya, apakah wajib atau sunnah. Para ulama berbeda pendapat antara mewajibkan dan menilainya sunnah.


⛓ Hukum tersebut tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan aksi kekerasan. Hukum ini pun telah dibahas sejak dahulu oleh para ulama mazhab.


💎 Sebagai contoh, Imam asy-Syafi’i sendiri mengatakan,


“Seorang wanita yang sedang berihram tidak menutup wajahnya. Apabila dia ingin menutup wajahnya, hendaknya dia merenggangkan kerudung lalu menjulurkan kain menutupi wajahnya dengan renggang….” (lihat kitab al-Umm, 2/185)


💎 Dalam fikih Hambali, al-Qadhi Iyadh berkata,


“… Ulama—semoga Allah merahmati mereka—mengatakan, ‘Dalam hadits ini ada hujah bahwa wanita tidak wajib menutup wajahnya di jalan, tetapi itu hanya sunnah baginya, …. dst.” (lihat kitab al-Adab asy-Syar’iyyah, 1/316. Dinukil dari kitab ar-Raddul Mufhim hlm. 35, 40, dan 120)


✔️ Ucapan mereka ini bersumber dari dalil-dalil syariat yang banyak. Di antaranya, diriwayatkan bahwa Shafiyyah bintu Syaibah mengatakan,


“Saya melihat Aisyah melakukan thawaf menggunakan niqab (penutup wajah). Aisyah mengatakan, ‘Dahulu ada rombongan melewati kami. Kami saat itu berihram bersama Rasulullah. Saat rombongan itu sejajar dengan kami, salah seorang wanita dari kami menjulurkan jilbabnya dari kepala menutupi wajahnya. Apabila mereka telah lewat, kami buka’.” (Dinukil dari kitab Jilbabul Mar’ah hlm. 108)


Begitu pula masalah celana panjang di atas mata kaki. Masalah ini telah banyak disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sebagai contoh adalah hadits berikut ini.


مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الْإِزَارِ فَفِي النَّارِ


“Kain sarung yang di bawah kedua mata kaki maka tempatnya di neraka.” (HR. al-Bukhari no. 5785)


Hukum ini bagi kaum laki-laki.


📝 Ini adalah hukum bagi tiap muslim, di mana pun dia. Tidak ada sangkut pautnya dengan radikalisme, apalagi dengan antikeindonesiaan atau anti-merah putih. 


Semoga jawaban ini cukup sebagai penjelas dalam hal ini.


Islam adalah agama yang mengajarkan semangat bekerja

 Yaumul Arbi'aa' (يوم الأربعاء)

▶ Hari Rabu

● 17 Rabiul awal 1442 H / 04 November 2020 M


بسم اللـه الرحمن الرحيـم


📝 Islam adalah agama yang mengajarkan semangat bekerja


Inilah sebagian bukti bahwa Islam mengajarkan umat manusia untuk senantiasa bersemangat dan tidak bermalas-malas.


Islam adalah agama yang kaffah. Dalam Islam, semua persoalan hidup manusia sudah diatur dan diberikan solusi yang mengandung ajaran kebenaran bagi kehidupan seluruh umat manusia. Dan tidak akan pernah bertentangan dengan penemuan dan teori penemuan manusia yang paling mutakhir. Islam sejak jauh hari lebih maju dan tidak pernah ketinggalan zaman dari semua kemajuan yang pernah dicapai umat manusia, sampai kapan pun.


Bagaimana Islam melihat fenomena kemalasan dalam diri manusia? Islam sejak lama memberikan “rambu-rambu lampu kuning” untuk masalah ini. Islam memberikan perhatikan besar. Contoh, doa agar terbebas dari kemiskinan , kefakiran dan lilitan utang: 


Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah ﷺ biasa membaca doa:




اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ


Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat.


Artinya:

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.” [HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706].


Ternyata, isi doa ini bukanlah “secara spesifik” agar diberi pekerjaan, rezeki melimpah, hasil pekerjaannya melimpah, uang banyak. Ternyata tidak. Tetapi kita dituntun untuk berdoa agar terbebas dari kemalasan.


Hendaknya kita sebagai umat Islam meneladani kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat jauh dari bermalas-malasan. Tetap mengobarkan semangat menjalani kehidupan. Konsep semangat adalah bahwa manusia diciptakan dan dalam “kesemangatan”  untuk kehidupan di dunia maupun akhirat. Allah Subhanahu wa ta’ ala pun lebih menyukai orang kuat daripada orang lemah. 


Dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah, 

‘Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al,’

Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.” 

(HR. Ahmad no 9026, Muslim no 6945)


Wallahu a'lam bish-showab


Semoga Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.

Aamiin


Demikian yang dapat kami sampaikan.

Semoga bermanfaat.


Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, bersabda :

"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

[HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]


Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum. 

Kamis, 29 Oktober 2020

ASAL USUL PERAYAAN MAULID NABI

 ✍️ Silsilah Rasail wa Maqolat libni Baz 162


#fatwa #asal #maulid #nabi

________________________________________________________________________

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah mengatakan, 


• ونقول لمن يقول بذلك إن كنت سنيا و متبعا لرسول الله صلى الله عليه وسلم فهل فعل ذلك هو أو أحد من صحابته الكرام أو التابعين لهم بإحسان 


• أم هو التقليد الأعمى لأعداء الاسلام من اليهود و النصارى ومن على شاكلتهم


"Kita katakan kepada orang yang merayakan maulid nabi, jika engkau seorang Sunni atau pengikut Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, apakah ini pernah dilakukan oleh beliau atau salah seorang shahabat beliau yang mulia atau orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.


Ataukah perayaan maulid adalah sikap fanatisme buta terhadap musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi, Nasrani dan orang-orang yang sejalan dengan mereka."



بارك الله فيكم

➖➖➖➖➖➖➖➖


Kangfu9.blogspot.com

Jumat, 23 Oktober 2020

Kamis, 22 Oktober 2020


 

🍃🌺 PERBANYAKLAH MENGINGAT KEMATIAN 🌺🍃

 




Agar kita semangat dalam beribadah 


—---------------—


🔰 Dari Shahabat Abu Huroiroh -rodhiyallahu ‘anhu- , Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wa Sallam- pernah bersabda: 

 

«أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ»  

 

”Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur (atau pemutus) kelezatan; yakni; kematian!!


 [ HR. Ahmad no.7925, At-Tirmidzi no.2307, An-Nasai no.1824, dan Ibnu Majah no.4258  ] ,


📎 Derajat Hadits: Shohih. 

Dishohihkan Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam kitab “Al-Misykah” no.1607 , “Irwaul Gholil” no. 682  dan “Shohih Al-Jami’” no.1210, 


➖➖➖

✅ Berkata Hamid Al-Laffaf -rohimahullah- ; 


✅ “Siapa saja yang banyak mengingat kematian; ia akan dimuliakan dengan tiga hal;

1️⃣- Taubat yang disegerakan,

2️⃣- Hati yang merasa cukup, serta

3️⃣- Ibadah yang penuh semangat.


❌ Dan siapa saja yang melupakan kematian; ia akan dihukum dengan tiga perkara;

1️⃣- Taubat yang ditunda-tunda, 

2️⃣- Hati yang tidak merasa cukup dengan pemberian Allah, serta

3️⃣- Rasa malas dalam melakukan ibadah.


[ Ucapan tersebut disebutkan oleh Imam al-Qurthubi -rohimahullah- dalam kitab “At-Tadzkiroh bi-ahwalil Mauta” hal. 126. Pada satu naskah tertulis nama: “Ad-Daqqoq” -rohimahullah- , namun dalam beberapa manuskrip asli tertulis: “Al-Laffaf” -rohimahullah- , wallahu a'lamu bisshowab. ]


 〰️〰️〰️

 💯Semoga Allah -Ta'ala- memberikan kemudahan kepada kita untuk bisa menerapkannya dalam kehidupan. -Aamiin-.


Wallahul Muwaffiq. (AH)


#Kematian #Mengingatkematian #SemangatIbadah

〰️〰️➰〰️〰️

✍🏻 ©yookngaji

https://t.me/thalabul_ilmi/1346


𝘞𝘢𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘪 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘭 '𝘢𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯

𝘞𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 '𝘈𝘭𝘢𝘢 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥


𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢'𝘢𝘭𝘢 𝘢'𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘢𝘸𝘢𝘣


💎 𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝

🛫 𝚂𝚒𝚕𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛𝚕𝚞𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗.


بارك الله فيكم

🍃💢 BAHAYA CINTA DUNIA 💢🍃

 



Merugikan seseorang dalam kehidupan akhirat. -wal-'iyadzubillah.

〰️〰️〰️〰️〰️


🔰 Dari shahabat Abu Musa al-Asy’ari -rodhiyallahu ‘anhu- ; 

Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda:


«مَنْ أَحَبَّ دُنْيَاهُ أَضَرَّ بِآخِرَتِهِ وَمَنْ أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ فَآثِرُوا مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى»


Artinya:  

➖ “Barangsiapa mencintai dunianya

niscaya ia akan mengorbankan akhiratnya. 

(Sehingga kebahagiaan di akhirat berkurang, -pen.)


➖ Barangsiapa mencintai akhiratnya

niscaya ia akan mengorbankan dunianya. 

(Sehingga dunianya merugi, -pen.)


✅  Oleh karena itu, utamakan kehidupan yang kekal (yakni; kehidupan akhirat) daripada kehidupan yang fana (yakni; kehidupan dunia).”


[ HR. Ibnu Hibban (709) , Ibnu Abi Ashim dalam “Az-Zuhud” (162), al-Hakim (7853, 7897), al-Baihaqi dalam “al-Adab” (814), al-Baihaqi dalam “al-Kubro” (6516), dan al-Baihaqi dalam “Syu’abil Iman” (9854), dan selainnya. ] 


〰️〰️〰️

🔘 Derajat Hadits: Shohih Lighoirihi.


Kesimpulan tersebut disebutkan oleh Syekh al-Albani -rohimahullah- dalam kitab ”Shohih at-Targhib wat-Tarhib” no. 3247 (3/266).


Adapun kesimpulan “Dhoif” di dalam kitab “Adh-Dhoifah” no. 5650 (12/337) telah dikoreksi oleh beliau di dalam kitab ”Ash-Shohihah” di bawah pembahasan hadits no. 3287 (7/849). Wallahu a’lam bisshowab.


〰️〰️〰️

✅ Di antara obat Cinta Dunia adalah mengingat kematian, 


Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:


«أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ» يَعْنِي الْمَوْتَ 


artinya: "Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur (atau pemutus) kelezatan; yakni; kematian!!"


 [ HR. Ahmad no.7925, At-Tirmidzi no.2307, An-Nasai no.1824, dan Ibnu Majah no.4258  ] ,


🔘 Derajat Hadits: Shohih. Dishohihkan Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam kitab “Al-Misykah” no.1607 , “Irwaul Gholil” no. 682  dan “Shohih Al-Jami’” no.1210,


📮 Silahkan lihat artikel yang lalu https://t.me/thalabul_ilmi/1346 


〰️〰️〰️

✅ Semoga Allah -Ta’ala- melimpahkan kebaikan kepada kita di dunia dan akhirat. Aamiin.


Wallahul Muwaffiq. (AH)


 

BAGAIMANA ATURAN MERAPATKAN SHAF DAN MELURUSKAN SHAF YANG BENAR?

Bahtsul Masail, Featured |

 

 

Bagaimana aturan merapatkan shaf dan meluruskan shaf yang benar?



 

 

Bagaimana aturan merapatkan shaf dan meluruskan shaf yang benar? Ini aturannya:

 

Dari hadis-hadis dan kitab-kitab syarah hadis yang muktabar (lihat referensi) dapat disimpulkan bahwa yang tepat penafsiran nash-nash tersebut adalah sbb.:

 

1. Disunnahkan merapatkan shaf dengan shaf depannya, tidak lebih dari 3 dziro’ (lengan)

 

2. Disunnahkan memenuhi shaf terdepan dahulu sebelum membuat shaf baru.

 

3. Disunnah berdekatan dengan makmum yang berada di sebelahnya yaitu mendekatkan pundak dengan pundak makmum sebelahnya atau nendekatkan mata kaki dengan mata kaki makmum sebelahnya, tidak berjauhan yang memungkinkan anak kambing memasukinya. Beberapa riwayat mazhab Hanbali menenentukan jarak antara mushalli dan sampingnya 4 jari.

 

3. Tidak disunnahkan menempelkan pundak dengan pundak makmum sebelahnya dan tidak disunnahkan menempelkan mata kaki, dengab mata kaki makmum sebelahnya karena hal itu menyempitkan atau mengurangi kelonggaran dalam gerakan shalat serta menyebabkan makmum samping tidak khusyuk.

 

4. Disunnahkan meluruskan shaf dengan cara masing-masing makmum meluruskan pundak dan mata kaki satu dengan yang lain sehingga tidak tampak ada dada makmum yang lebih maju ke depan.

 

5. Tidak disunnahkan meluruskan ujung-ujung jari para makmum dalam satu garis, demikian juga meluruskan tumit kaki para makmum.

 

Bahtsul Masail MWC NU Margoyoso Pati, 10 Februari 2019

 

المراجع:

 

شرح عمدة الأحكام [12] – للشيخ : ( عبد الله بن عبد الرحمن الجبرين )

تسوية الصفوف في الصلاة معدودة من تمام الصلاة، وقد ذكر رسول الله صلى الله عليه وسلم فضلها، وبين فضيلة ميامن الصفوف والتراص فيها، وقد شرح العلماء ذلك وبينوه، فعلى المسلم أن يتعرف على ذلك كي تتم له صلاته.

شرح حديث: (سووا صفوفكم)

قال المؤلف رحمه الله: [باب الصفوف:عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (سووا صفوفكم فإن تسوية الصفوف من تمام الصلاة).وعن النعمان بن بشير رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (لتسوّن صفوفكم، أو ليخالفن الله بين وجوهكم).ولـمسلم (كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يُسوي صفوفنا حتى كأنما يُسوي بها القداح، حتى إذا رأى أن قد عقلنا، ثم خرج يوماً فقام حتى كاد أن يكبر، فرأى رجلاً بادياً صدره، فقال: عباد الله! لتسوّن صفوفكم أو ليخالفن الله بين وجوهكم)].يؤمر المصلون بأن يقوموا خلف الإمام، وأن يصفوا الصفوف، وفي هذه الأحاديث الأمر بتسوية الصفوف، يقول: (سووا صفوفكم، فإن تسوية الصف من تمام الصلاة)، وتسوية الصف معناه: محاذاة بعضهم لبعض، وعدم تقدم أحدٍ على أحد، بل يكون أحدهم مصافاً للآخر دون أن يكون متقدماً أو متأخراً عنه، هكذا تكون تسوية الصفوف. وأخبر في هذا الحديث أن تسوية الصفوف من تمام الصلاة، وورد في الأحاديث قوله صلى الله عليه وسلم : (صفوا كما تصف الملائكة عند ربها، قالوا: وكيف تصف الملائكة عند ربها؟ فقال: يتمون الصفوف الأول، ويتراصون في الصف)، فيؤمر في الصفوف بأمور:أولها: التسوية، بحيث يكون كل واحد محاذياً للآخر، ولا يكون هناك اختلاف بتقدم ولا تأخر، فإن ذلك مما توعد عليه، ففي الحديث الأول يخبر بأن تسوية الصف من تمام الصلاة. الأمر الثاني: سد الخلل، وهو أن يتراصوا في الصف، فلا يكون بينهم خلل ولا فُرج، بل يحرصون على سدها.الأمر الثالث: أن يتموا الصفوف الأول، وأن يكون النقص في الصف الأخير، فيتمون الصف الأول ثم الثاني ثم الثالث، ولا يصفون في صف حتى يمتلئ الذي قبله، هكذا أُمروا أن يصفوا. هذه حالة الصفوف في الصلاة، ولا شك أن الصفوف في الصلاة تبين أهميتها، فإن المسلمين إذا قاموا صفوفاً خلف إمامهم، وكل صف مستقيماً ليس فيه اعوجاج، وليس فيه تقدم ولا تأخر؛ كان ذلك أقرب إلى احترامهم لهذه العبادة، وأقوى على اهتمامهم بها، ومعرفتهم بقدرها، وكان ذلك أدعى ليكونوا مستقيمين في حالتهم، مستقيمين في عبادتهم.

شرح حديث: (لتسوّن صفوفكم أو ليخالفن الله بين وجوهكم)

في الحديث الثاني يقول: (لتسوّن صفوفكم أو ليخالفن الله بين وجوهكم) وفي رواية: (أو ليخالفن الله بين قلوبكم) والمعنى واحد، وكأن هذا من باب العقوبة، وكأنه يقول: إذا لم تتحاذوا فتقدم هذا وتأخر هذا كان ذلك سبباً في وقوع الاختلاف فيما بينكم عقوبة لكم، فإذا اختلفتم في الصف فلن تنظموا صفوفكم ولن تنسقوها. ويخبر في هذا الحديث أنه عليه الصلاة والسلام كان يُبالغ في تسويته للصفوف؛ حتى كأنما يُسوي بها القداح، يعني: يساوي بينهم كما يسوى القداح بعضها ببعض، والقداح جمع قدح، وهي السهام التي يبريها الإنسان؛ لأجل أن يرمي بها، والعادة أنه يجعلها مستوية، ولا يكون واحد منها أطول ولا أقصر ولا مائلة يمنة ولا يسرة، وقد ضرب بها النبي صلى الله عليه وسلم مثلاً في حديث آخر، وهو قوله عليه الصلاة والسلام: (لتتبعنَّ سنن من كان قبلكم حذو القذة بالقذة)، والقذة هي: السهام، وهي القداح (حذو القذة بالقذة) يعني: ريشة السهم تحاذي ريشة السهم الثاني دون اختلال ودون تقدم أو تأخر، فهكذا أيضاً تسوية الصفوف. كان يسوي صفوفهم كأنما يساوي القداح التي هي السهام، ليس فيها واحد متقدماً على واحد، بل كلها متحاذية، فالتحاذي هو التساوي.وقد ورد أن التساوي يكون بالمناكب وبالكعاب، أي: يكون المنكب محاذياً للمنكب إذا لم يكن أحدهما أحدب، أما إذا كان هناك من في ظهره حدب فهذا معذور إذا تقدم لأجل ضرره، وكذلك يكون التساوي بالكعاب، فكعب القدم يكون محاذياً لكعب القدم دون أن يكون فيه شيء من التقدم أو التأخر، ولا يلزم المحاذاة برءوس الأقدام، فرءوس الأقدام قد تختلف، قد يكون هذا أطول قدماً من هذا، وليس الصبي الذي قدر قدمه مثلاً عشرة سنتيمترات كالكبير الذي قد قدمه ثلاثون سنتيمتراً. إذاً: المحاذاة تكون بالكعاب، وبعض الأئمة يقول: تحاذوا بالأقدام، فبعضهم يقدم قدمه حتى تكون رءوس أصابعه محاذية لرءوس أصابع الآخر، فيكون قد تقدم صدره وقد تقدم جسده حتى اختل الصف، وصار متقدماً بجزء من بدنه، وهذا فيه اختلال، بل المراد بالمحاذاة هو نفس المحاذاة بالأكعب. وفي حديث عن النعمان أن النبي صلى الله عليه وسلم أمرهم أن يتحاذوا ويتصافوا، يقول: فرأيت الرجل منا يُلصق كعبه بكعب صاحبه، ومنكبه بمنكبه، والمراد بهذا المبالغة في القرب، يعني: تقاربهم بحيث إن أحدهم يحرص على أن يكون قريباً من أخيه محاذياً له، لا يترك بينه وبينه فرجةً، ولا يختل بذلك الصف. وقد ورد النهي عن الفرج في الصفوف في الحديث الذي ذكرنا، قال: ويتراصون في الصف، يعني: يقرب بعضهم من بعض حتى لا يكون بينهم فرج؛ وذلك لأن هذه الفرج لا شك أنها خلل في الصف وعيب فيه، وأنها سبب لدخول الشياطين، وقد ذكرنا أنه عليه السلام قال: (والله إني لأراه يدخل بينكم مثل الحذف) يعني: تدخل الشياطين فيما بينكم من تلك الفرج مثل أولاد الغنم الصغيرة، تدخل بين الاثنين إذا كان بينهما فرجة وخلل، لذلك يؤمرون أن يتحاذوا ويتراصوا في الصفوف حتى لا تدخل هذه الشياطين.

كيفية ترتيب الصفوف

ويؤمر المصلون في ترتيب الصفوف أن يتقدم في الصف الأول الرجال البالغون وأهل الفضل؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم: (ليلني منكم أولو الأحلام والنهى، ثم الذين يلونهم)؛ ولذلك ذكر العلماء من يلي الإمام فقالوا: يليه من المصلين الرجال البالغون، ثم بعدهم الأطفال، ثم يليهم النساء، فجعلوا الأطفال الذين هم الصبيان في المؤخر؛ وذلك لعدم رشدهم، وعدم معرفتهم التامة بهيئة الصلاة.ومع ذلك إذا تقدم أحدهم وهو مميز وقد عقل ما يقول، فلا بأس أن يصلي في وسط الصف، وإن كان المندوب أن يكون الأطفال الذي دون العشر في أطراف الصف، ويجوز إذا صفوا من الوسط إذا لم يُخش منهم شيء من العبث وما يذهب الطمأنينة ويقلل الخشوع، فإن عادة الطفل أن يكون معه شيء من الحركة. وقد ورد الحث على الصف الأول كقوله صلى الله عليه وسلم: (لو يعلمون ما في التهجير لاستبقوا إليه -التهجير التبكير-، ولو يعلمون ما في النداء والصف الأول ثم لم يجدوا إلا أن يستهموا عليه لاستهموا)، والمراد أنهم لو يعلمون فضيلة الصف الأول لاندفعوا جميعاً ودخلوا دفعة واحدة، ولم يجدوا إلا أن يقترعوا عليه لينظروا من هو أولى به، ومن تخرج له القرعة حتى يكون في الصف الأول! ولا شك أن هذا دليل على فضل الصف الأول. كما تفضل ميامن الصفوف، وقد ورد في ذلك حديث أنه صلى الله عليه وسلم قال : (إن الله وملائكته يصلون على ميامن الصفوف) يعني: على أيمن الصف، فأيمن الصف أفضل، ولكن القرب من الإمام أفضل من البعد ولو كان على اليمين، فيفضل إذا كان على اليسار وبينه وبين الإمام عشرة مثلاً على من كان في جهة اليمين وبينه وبين الإمام عشرون أو ثلاثون رجلاً، وما ذاك إلا لمزية القرب وأهميته، فإن القرب من الإمام أيضاً له ميزة كما ذكرنا في قوله: (ليلني منكم أولو الأحلام والنهى)، ثم هو دليل على التقدم، فالقرب من الإمام والسبق إلى الصف الأول له أهميته ومزيته. أما صلاة النساء فورد في بعض الأحاديث قوله صلى الله عليه وسلم: (خير صفوف الرجال أولها وشرها آخرها، وخير صفوف النساء آخرها، وشرها أولها) فأخذوا من ذلك أن النساء يقمن صفوفاً كما يقوم الرجال صفوفاً، والمرأة كلما بعدت عن الرجال كان ذلك أفضل لها وأسلم، ولكن ذكر بعض العلماء أنه إذا كان بينهن وبين الرجال حاجز وهن يسمعن الصوت بواسطة المكبر كما في هذه الأزمنة فإنهن يبدأن بالصف الأول كما يبدأ الرجال؛ وذلك لأنهن لو بدأن بالصف المؤخر لأدى ذلك إلى مرور المتأخرات أمام المتقدمات، فيكون في ذلك شيء من قطع الصلاة أو نحوه، فيُفضل والحال هذه أن يبدأن بالصف الأول كما يبدأ الرجال. وعلى الإنسان أن يحرص على القرب من الإمام ومحاذاته إن استطاع، وإذا فاته ذلك فليحرص على أن يكون عن يمين الإمام، وإذا فاته ذلك فليحرص على أن يكون في الصف الأول، ثم في الذي يليه، وفي هذه فضل وهو مهم.

استعانة الإمام بمن يسوي الصفوف

على المصلين إذا قاموا إلى الصلاة أن يسووا صفوفهم، وعلى الأئمة أن ينظروا إليهم وأن يسووهم، وقد كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا قام في الصف ينظر ويلتفت عن يمينه ويساره فيأمرهم بقوله: (استووا) أي: سووا صفوفكم، ويأمرهم كما جاء في الحديث: (سووا صفوفكم فإن تسوية الصف من تمام الصلاة)، وكذلك قوله: (لتسون صفوفكم أو ليخالفن الله بين وجوهكم)، وكان تارة يتكلم معهم بحيث يقول: تقدم يا فلان، تأخر يا فلان، حتى يستووا، فكان يسويهم كأنما يسوي بهم القداح التي هي ريش السهام.وكذلك كان خلفاؤه رضي الله عنهم، فكان عمر رضي الله عنه قد وكل رجلاً بالصفوف إذا أقيمت الصلاة، فيمشي بينهم فيقدم هذا ويؤخر هذا بالدرة التي هي عصا عمر ، فكلما رأى رجلاً متأخراً أمره أن يتقدم، وإذا رأى رجلاً متقدماً دفعه حتى يقوم في الصف، فلا يُكبر عمر حتى يقول له: قد استووا يا أمير المؤمنين! فعند ذلك يكبر، وكل ذلك حرص منهم على تمام الصلاة، فإن تسوية الصف من تمام الصلاة.فالصلاة التي فيها شيء من الانحراف والاختلاف تكون ناقصة غير تامة، وروى في حديث: (إن الله لا ينظر إلى الصف الأعوج) يعني: الذي فيه انحراف، فهذا بالنسبة إلى التسوية التي هي المحاذاة.

كيفية التراص في الصفوف

أما الأمر الثاني وهو تراص الصفوف: فدليله ما ورد في الأحاديث من أنهم إذا تفرقوا يدخل بينهم مثل أولاد الغنم من الشياطين، أي: تدخل بين الاثنين، فيؤمرون أن يتراصوا ولا يتركوا بينهم هذه الفرج، فيتقاربون بالأقدام، ويتحاذون بالمناكب وبالأكعب وإن لم تحصل مماسة.وقوله في حديث النعمان : (حتى كان الرجل منا يلصق كعبه بكعب صاحبه، ومنكبه بمنكبه) يقول العلماء: هذا على وجه المبالغة، لا أنه على وجه الحقيقة؛ وذلك لأن في الإلصاق شيء من المضايقة.وأيضاً نلاحظ أن بعضهم يُفرج بين قدميه إذا قام فيترك بين قدميه نحو ذراع أو أكثر، فيكون بذلك متسبباً في وجود فرجة بينه وبين الآخر، فيكون هناك تفريج كبير بين الأقدام، وقصده من ذلك العمل بظاهر الحديث، وهو إلصاق الكعب بالكعب، فنقول: لا يلزم الالتماس، ولكن التقارب هو المطلوب فقط، فإذا حصل التقارب لم يحصل هذا التفرق، ولا الفرج ولا الاختلال. وقد بيّن النبي عليه الصلاة والسلام أن هذه التسوية من تمام الصلاة، وخاف على أمته إذا لم يفعلوا ذلك الاختلاف في القلوب فقال: (لتسوّن صفوفكم أو ليخالفن الله بين قلوبكم، أو بين وجوهكم) وكأنه جعل ذلك من باب العقوبة، يعني: إذا تركوا هذا الذي أرشدهم إليه فعقوبتهم أن تقع هذه المخالفة، ولا شك أن آثار المخالفة بين الوجوه والمخالفة بين القلوب سيئة؛ لأنهم إذا اختلفوا اختلفت قلوبهم فحصل تقاطع، وحصل تهاجر، وحصل تخالف في الآراء، وحصل اختلاف في المودة والمحبة، فلا يكونون إخواناً كما أمرهم الله تعالى، بل كل منهم ينفر من الآخر، وكل منهم يكون ضداً للآخر، هذا قد يكون عقوبة لهم إذ تركوا ما أرشدهم إليه النبي صلى الله عليه وسلم.